Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kritikus Puji Drama Monolog 'Pisang Terakhir' Karya Rizal Siregar

Kritikus Puji Drama Monolog 'Pisang Terakhir' Karya Rizal Siregar Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertunjukan Monolog 'Pisang Terakhir'  karya sutradara Rizal Siregar yang diproduksi Teater Imago Indonesia Jakarta  berjalan lancar dan sukses.

Kisah konglemerat papan atas yang dilakoni aktor Surya Dharma ini ketika di pentaskan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jl. Cikini Raya 73, Jakpus, Sabtu (7/3/2020), pukul 19.30 WIB ini memberikan tontonan yang menarik.

Kisahnya tidak terlalu ribet, mudah dicerna dan gamblang. Begitu juga dengan setting dan tata lampunya. Dimana kondisi milenial digambarkan dengan kantongan plastik yang tergantung membuat susana menjadi lain.

Pohon Pisang utuh dengan buahnya yang mulai ranum menjadi fokus utama set dekor dengan latar belakang yang hitam penuh membuat menjadi menyala dan hidup.

Tokoh konglomerat papan atas Arya Kamandanuh sudah jenuh menunggu di ruangan VIP sebelum acara peresmian kondominium dimulai, ia  iseng keluar untuk menghirup udara segar. Ketika keluar itulah, cerita dimulai.  Tak diduga, ternyata Arya Kamandanuh berada di tanah kelahirannya.

Naskah yang ditulis Rizal Siregar ini menggambarkan kegelisahan anak manusia ketika dirinya menemukan jati dirinya. Seperti tercermin  Arya Kamandanuh melihat dirinya pada masa kanak-kanak, remaja jadi  seorang preman sebelum menjadi kaya raya.

Lewat monolog Rizal Siregar hendak mengatakan bahwa masa lalu selalu dilupakan jika seseorang ketika sudah sukses. Lewat pohon pisang, Rizal Siregar menghadirkan simbol masa lalu uang begitu cepat diambaikan.

Sementara itu, penonton sekaligus kritikus seni drama Imam Budilaksono, S.IP memuji lakon yang ditampilkan oleh Rizal. Kata, Imam, Rizal berhasil mengangkat tema kehidupan urban secara jelas dan selama ini absen diangkat oleh para dramawan.

"Ini adalah potret kehidupan urban, saya kira tema ini absen dalam gambaran sosiologis kota, khususnya di seni drama," pungkas wartawan Antara tersebut.

Rizal Siregar mengatakan usai pementasan 'Pisanag  Terakhir'  tidak berhenti disini, tapi juga akan menggarap teater lainnnya.

"Ada sih  rencana untuk menyutradarai teater lagi, tapi saya belum bisa putuskan tentang apa," kata sutradara yang juga wartwan ini.

Saat ini, kata Rizal Siregar, dia lagi tawarka oleh Ketua Umum Persatuan Orang Mini Indonesia (POMI) Djohan Mini untuk menyutradari drama orang mini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: