Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla (JK) menyoroti pasien positif corona (COVID-19) yang saat ini menyentuh 172 orang kasus di Indonesia, 7 di antaranya dinyatakan meninggal.
Ia mengatakan angka tersebut hanya tercatat oleh pemerintah. Sambungnya, bukan tidak mungkin, jumlahnya jauh lebih besar di lapangan karena banyaknya yang belum terdeteksi.
Menurut dia, seharusnya Indonesia lebih gencar melakukan pendeteksian corona kepada masyarakat agar angka yang tercatat lebih banyak lagi.
Baca Juga: Cegah Penularan Corona, OJK Minta Lembaga Keuangan Sesuaikan Jam Operasional
Baca Juga: Komisi VI: Segera Lockdown, Saya Gak Rela Presiden, Wapres hingga Menteri Kena Corona
Ia mengatakan angka pasien positif hari ini, khasil pemeriksaan terbatas. Jika yang dites atau diperiksa bisa mencapai 10 ribu atau 20 ribu, diyakini jumlahnya bisa melonjak lagi.
"Yang diperiksa baru 1.200 orang udah kena 174. Bagaimana kalau diperiksa 200 ribu kaya di Korea. Atau 100 ribu aja berapa yang bisa kena? Sekarang ini memang masih 100 lebih karena memang yang diperiksa hanya tidak banyak," tegasnya saat dijumpai di Menara Kadin, Selasa (17/3/2020).
Lebih lanjut, ia mengatakan kondisi ke depan bisa lebih buruk. Bahkan, memproyeksi, pertumbuhan penambahan pasien bisa mencapai 30% sehari.
"Ini tidak main-main, hari ini orang lain besok di antara kita ada yang kena. Kalau ada 1 yang kena di sini 20 orang bisa kena. Makanya upaya bersama perlu," sebutnya.
Karena itu, ia mewanti-wanti pemerintah soal kecukupan tenaga medis untuk melawan corona ini.
"Masih banyak langkah ke depan, kita masih perlu rumah sakit khusus, perlu dokter banyak, peralatan lebih banyak, tenaga lebih banyak, obat lebih banyak, dan relawan lebih banyak," tukasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto menyebut dari total 172 kasus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: