Manfaatkan Krisis Corona, Uber Desak AS Ubah Undang-Undang Ketenagakerjaan
Dalam sebuah pernyataan, Uber mengatakan ramalan ekonomi berarti lebih banyak orang membutuhkan pekerjaan yang fleksibel dan independen di masa depan. Itulah sebabnya ia ingin meningkatkan standar pekerjaan itu. Rencana itu tidak, termasuk asuransi pengangguran, yang paling dicari oleh pengemudi.
Baca Juga: Buru Vaksin Corona, Negara G20 Gelontorkan Rp66 Triliun
Sementara itu, Lyft dalam sebuah pernyataan mengatakan sebagian besar pekerjanya mengemudi kurang dari 10 jam per minggu dan 80% memiliki pekerjaan penuh atau paruh waktu yang menawarkan beberapa tingkat tunjangan.
Lyft mengatakan pihaknya berjuang demi pengemudi untuk mendapat bantuan dalam paket stimulus federal, tetapi tidak mengomentari dorongan Uber untuk perubahan hukum.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: