Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nekat Mudik, Wonogiri Dibanjiri Ribuan Pemudik dari Jabodetabek

Nekat Mudik, Wonogiri Dibanjiri Ribuan Pemudik dari Jabodetabek Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski telah ada larangan tidak pulang kampung untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, namun para perantau dari Jakarta tetap nekat balik ke Wonogiri, Jawa Tengah.

Pantauan di terminal Giri Adipura Wonogiri terpantau banyak perantau yang sudah tiba. Mayoritas para perantau ini datang dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Baca Juga: Pemerintah Didesak Tegas Soal Mudik di Tengah Wabah Corona

Kepala Terminal Agus Hasto Purwanto, menyebut, sejak sepuluh hari terakhir, kedatangan para perantau sudah terasa.

"Lonjakan jumlah kedatangan penumpang ini seperti saat arus mudik Lebaran. Sepuluh hari terakhir tercatat total bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang datang seribu lebih armada dengan membawa penumpang sekira 20 ribu orang," papar Agus, Jumat (27/3/2020).

Menurut Agus, lonjakan dari 15 Maret, jumlah kedatangan bus AKAP di Wonogiri sebanyak 96 armada dengan penumpang 1.364 orang.

"Pada 16 Maret sebanyak 99 bus mengangkut penumpang sebanyak 1.401. Setelah itu berturut-turut pada 17 Maret sebanyak 91 bus dengan penumpang 1.422 orang, Pada 18 Maret 95 bus dan 1.404 penumpang. Selanjutnya pada 19 Maret 118 bus, dan 1.797 penumpang,"jelasnya.

Kemudian pada 20 Maret, ungkap Agus, 125 bus dan penumpang 2.124 orang tiba. Jumlahnya bertambah lagi pada tanggal 21 Maret 121 bus penumpang 2.003 orang. Pada 22 Maret ada 131 dengan penumpang 2.625 orang.

"Paling menonjol peningkatan jumlah penumpang terjadi selama empat hari yakni mulai 19 Maret hingga 22 Maret. Rata-rata tiap hari mengalami kenaikan sekitar 500-700 orang," ungkapnya.

Sementara pada tanggal 23 hingga 26 Maret, jumlah kedatangan penumpang yang masuk terminal disebutkan Agus cukup flukuatif antara 1.000 hingga 1.800 penumpang.

Sementara itu Samsul Arif Suyono salah satu perantau dari Jakarta berdalih kalau dirinya memutuskan untuk pulang kampung sementara karena di tempat dirinya mengais rejeki di Jakarta tidak diperbolehkan untuk berjualan.

Di Jakarta, Samsul berjualan warung khas Jawa. Sejak merebaknya Pandeni Covid-19, untuk sementara Pemprov DKI meminta untuk menutup sementara guna menghindari berkumpulnya banyak orang.

"Lah dari pada tidak bisa berjualan sama sekali, ya, saya pilih pulang kampung saja. Ngapain di Jakarta kalau tidak bisa berjualan. Nanti kalau sudah dinyatakan Corona berakhir dan diijinkan lagi buka, ya, saya kembali lagi ke Jakarta," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: