Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keuntungan Perusahaan Batu Bara Milik Luhut Anjlok Puluhan Persen

Keuntungan Perusahaan Batu Bara Milik Luhut Anjlok Puluhan Persen Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keuntungan perusahaan batu bara milik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan,  PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) mengalami penurunan sebesar 29,75% di tahun 2019 menjadi US$26,54 juta dari US$37,78 juta pada 2018. 

 

Padahal, pendapatan perseroan mencapai sebesar US$525,52 juta di 2019 naik dari pendapatan US$438,44 juta di periode sama tahun sebelumnya. Penjualan mayoritas di peroleh dari penjualan batu bara yang paling banyak ke luar negeri hingga sebesar US$303,97 juta.

 

Sementara ke dalam negeri hanya Rp4,5 juta. Kemudaian, pendapatan konstruksi US$210,45 juta. Untuk penjualan tandan buah segar, inti sawait dan minyak sawit mentah sebesar US$6,59 juta. Dimana, klien terbesar perseroan yakni PT PLN (Persero) senilai US$210 juta atau 40% dari penjualan. 

 

Baca Juga: Wabah Virus Corona, Harga Batu Bara Ikut Bergejolak

 

Sayangnya, beban pokok pendapatan perseroan juga mengalami kenaikan menjadi US$433,83 juta dari beban pokok pendapatan US$314,35 juta. Sehingga, laba bruto turun menjadi US$91,69 juta dari laba bruto US$124,09 juta. Laba operasi pun turun menjadi US$82,52 juta dari laba operasi US$102,35 juta tahun sebelumnya.

 

Penurunan tersebut paling besar dipengaruhi oleh besarnya rugi selisih kurs yang US$780 ribu dari untung kurs US$1,14 juta di tahun 2018. Alhasil, laba sebelum pajak turun menjadi US$62,87 juta dari laba sebelum pajak US$97,28 juta.

 

Baca Juga: Kementerian ESDM Tegaskan Kebutuhan Batu Bara Lokal Terpenuhi

 

Namun, total aset perseroan mencapai US$634,64 juta hingga periode 31 Desember 2019 naik dari total aset US$501,88 juta hingga periode 31 Desember 2018. 

 

Sebagai informasi, Luhut menggenggam sebesar 9,99% saham di Toba Bara melalui PT Toba Sejahtera. Sementara, saham tersebesar dikuasai oleh perusahaan asala Singapura, Highland Strategic Holding Pte Ltd sebesar 61,91%. Kemudian Bintang Bara B.V perusahaan asal Belanda memilikii 10% saham, PT Bara Makmur Abadi 6,24% dan PT Sinergi Sukses Utama 5,1%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: