Gagal Terapkan Imbauan Istri Jangan Omeli Suami Saat Lockdown, Malaysia Minta Maaf
Pemerintah Malaysia meminta maaf setelah mengimbau para wanita untuk tidak mengomeli suami mereka selama masa karantina wilayah (lockdown) dampak virus corona.
Kementerian Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyararkat Malaysia dalam sebuah posting di Facebook, memberikan tips bagaimana istri harus berperilaku selama lockdown, yang dimulai pada 18 Maret. Postingan itu juga mengunggah poster dengan tagar #WanitaCegahCovid-19).
Baca Juga: Malaysia Telah Lockdown, Dampak Positif bagi Sawit Indonesia?
Salah satu poster kampanye memperlihatkan seorang pria dan wanita sedang menjemur pakaian, dengan ditambahi keterangan, jika wanita membutuhkan bantuan suami, kiranya meminta dengan candaan atau meniru suara Doraemon, kucing robot dari Jepang.
Poster lainnya menyarankan wanita yang bekerja di rumah untuk memakai riasan dan berpakaian rapi, bukan dengan pakaian santai.
"Kami meminta maaf jika beberapa tips yang kami bagikan tidak sesuai dan menyentuh kepekaan beberapa pihak," isi pernyataan Kementerian Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyararkat Malaysia.
Permintaan maaf dilakukan setelah poster memicu kemarahan warganet.
"Itu sangat merendahkan baik wanita maupun pria," kata Nisha Sabanayagam, seorang manajer di All Women's Action Society, sebuah kelompok advokasi Malaysia.
"Poster-poster ini mempromosikan konsep ketidaksetaraan gender dan mengabadikan konsep patriarki," katanya kepada Reuters, mengutip Al Jazeera.
Sebuah nomor aduan pemerintah Malaysia yang membantu para korban kekerasan dalam rumah tangga dan anak-anak menerima hampir 2.000 panggilan telepon. Jumlah itu dua kali lipat dari jumlah biasanya.
"Bagaimana kita mulai dari mencegah pembuangan bayi, memerangi kekerasan dalam rumah tangga," tulis pengguna Twitter @yinshaoloong.
"Tidak ada tips tentang cara menangani kekerasan dalam rumah tangga?" tanya pengguna lain @honeyean.
Kasus virus corona di Malaysia, merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, dengan lebih 2.700 terinfeksi dan 43 kematian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: