Bank Indonesia (BI) meyakinkan para investor global tentang kondisi perekonomian Indonesia saat ini sangat stabil. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa pihaknya melakukan sejumlah teleconference dengan sejumlah investor global dan lembaga pemeringkat untuk menyampaikan situasi perekonomian dalam negeri.
"Pukul 08.30 WIB saya melakukan teleconference dengan investor khsususnya di Asia dan Amerika. Sore nanti saya juga akan melakukan teleconference dengan para investor khsususnya di Eropa untuk memberikan penjelasan terhadap langkah pemerintah dalam menanggulangi wabah Covid-19," dalam live streaming di Jakarta, Kamis (2/4/2020).
Baca Juga: BI Yakin Nilai Tukar Rupiah Rp15 Ribu per US$ di Akhir Tahun
Salah satu indikator keuangan yang dijelaskan Perry adalah nilai tukar rupiah. Ia optimis tahun ini akan stabil bahkan cenderung menguat. Optimisme ini didasari berbagai langkah koordinasi kebijakan yang dilakukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi.
"Kami mempuyai keyakinan nilai tukar rupiah tidak hanya bergerak stabil, tetapi cenderung menguat sampai kemudian sekiatr Rp15.00 sampai akhir tahun ini," ujarnya.
Perry menegaskan, perkembangan nilai tukar rupiah saat ini memadai. Maka itu, BI akan terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah agar bergerak stabil baik di pasar modal dan pasar keuangan. "BI akan terus melakukan langkah-langkah stabiliasi rupiah," tambahnya.
Sementara itu, untuk memitigasi dampak Covid-19, BI lanjut Perry telah mengumumkan sejumlah bauran kebijakan. Di antaranya menurunkan suku bunga kebijakan BI7DDR pada Februari dan Maret masing-masing sebesar 25bps; meningkatkan intensitas triple intervention di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder; menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Valas bank umum konvenional dari semula 8% menjadi 4%.
Berikutnya, memperpanjang tenor repo SBN dan lelang tiap hari untuk memperkuat pelonggaran likuiditas rupiah dan menambah frekuensi lelang FX Swap menjadi setiap hari untuk memastikan kecukupan likuiditas. Selanjutnya, memperluas jenis underlying transaksi DNDF sehingga dapat mendorong lindung nilai atas kepemilikan rupiah di Indonesia dan menurunkan GWM rupiah sebesar 50bps untuk bank yang melakukan kegiatan ekspor-impor, pembiayaan kepada UMKM dan/atau sektor prioritas lain.
Kebijakan lainnya yakni melonggarkan ketentuan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM), menyediakan uang higienis, menurunkan biaya SKNBI, penetapan MDR QRIS 0% untuk merchant usaha mikro, dan mendukung penyaluran dana nontunai program-program pemerintah seperti program bantuan sosial PKH dan BNPT, Program Kartu Prakerja, dan Kartu Indonesia Pintar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: