Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden PKS ke Jokowi: Pak, Jangan Dengar Penjilat Seperti....

Presiden PKS ke Jokowi: Pak, Jangan Dengar Penjilat Seperti.... Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengabaikan bisikan dari para penjilat atau pembantunya yang memiliki kepentingan bisnis atau ambisi politik di tengah wabah pandemi virus corona atau Covid-19.

Menurutnya, Jokowi tidak boleh mendengarkan masukan dari orang-orang yang mau bersikap seperti 'asal bapak senang'.

"Jangan dengarkan orang-orang di sekitar Bapak yang hanya mau menjilat Bapak dan bersikap asal Bapak senang! Jangan dengarkan pandangan dan bisikan para pembantu Bapak yang punya kepentingan bisnis atau ambisi politik," katanya dalam surat terbuka untuk Jokowi, Jumat (3/4/2020).

Baca Juga: Ide Gila Yasonna Bebaskan Koruptor, PilNet: Jokowi Bicaralah!

Baca Juga: Jokowi Digugat, Stafsus Marah-marah sambil Tuding Pelapor Egois

Sambungnya, dalam penanganan penyebaran virus corona, Jokowi juga tidak boleh hanya mendengarkan para pemodal besar yang punya kepentingan mengejar keuntungan investasi semata. Menurutnya, Jokowi tidak boleh salah dalam memilih penasihat dalam penanganan penyebaran virus corona.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa Jokowi mempertaruhkan nasib seluruh masyarakat Indonesia dalam setiap kebijakan yang diputuskan.

"Jangan salah pilih penasihat di lingkaran Bapak, salah ambil kebijakan nasib 260 juta warga RI dipertaruhkan," tuturnya.

Lanjutnya, ia mengatakan Indonesia harus memiliki kesamaan pandangan dalam menyikapi penyebaran virus corona, yakni mengutamakan keselamatan masyarakat dibandingkan hal lain seperti kepentingan ekonomi.

Ia mengklaim hal ini sejalan dengan pendapat sejumlah ahli bahwa perekonomian akan pulih lebih cepat bila negara mampu merespons penyebaran virus corona secara cepat serta tepat. Menurutnya, ekonomi akan sulit untuk dipulihkan bila negara tidak cakap dan akurat dalam menangani penyebaran virus corona.

"Jika kita semakin cepat dan tepat meresponsnya maka semakin cepat ekonomi akan pulih. Dan sebaliknya, jika kita semakin lambat dan tidak akurat dalam menanganinya maka ekonomi juga akan semakin lambat pulihnya," ucap Sohibul.

Tambahnya, akar masalah ekonomi saat ini adalah krisis pandemi virus corona. Menurutnya, ancaman krisis ekonomi hanya bagian dari akibatnya. Jika diibaratkan, lanjut Sohibul, apabila ancaman krisis ekonomi adalah asap kabut yang menutupi pandangan manusia maka solusinya bukan menghilangkan asap kabut melainkan memadamkan api terlebih dahulu.

Berikutnya, Sohibul meminta Jokowi memiliki pandangan yang sama bahwa ekonomi nasional dan global akan pulih kembali cepat atau lambat, sementara nyawa masyarakat adan tenaga medis yang meninggal dunia akibat virus corona tidak akan bisa dikembalikan.

Dia pun mengingatkan bahwa setiap warga yang diumumkan oleh pemerintah meninggal dunia akibat virus corona bukan sebatas angka statistik. Sohibul berkata setiap masyarakat Indonesia yang meninggal akibat virus corona adalah saudara yang memiliki keluarga.

"Bayangkan jika itu terjadi kepada diri kita, keluarga kita, kerabat kita, dan sahabat kita," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: