Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karena Corona, Pemerintah Singapura Bakal Beri Bantuan Hingga Rp6,8 Juta ke Tiap Penduduk Dewasa!

Karena Corona, Pemerintah Singapura Bakal Beri Bantuan Hingga Rp6,8 Juta ke Tiap Penduduk Dewasa! Kredit Foto: Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Bogor -

Pemerintah Singapura menghabiskan hampir 60 miliar dolar Singapura/SGD (sekitar Rp684 T) pada tahun keuangan 2020, guna mengatasi pandemi COVID-19. Angka itu meningkat sekitar 5 miliar SGD (sekitar Rp57 T) dibanding dua minggu lalu.

Tambahan dana itu disebut Anggaran Solidaritas, menurut Menteri Keuangan Heng Swee Keat, berasal dari dukungan prinsip Presiden Halmah Yacob dari dana cadangan masa lalu.

"Sekiranya, 12% dari PDB telah digunakan untuk menangani COVID-19," lapor media lokalĀ Business Insider, Rabu (8/4/2020). Akibatnya, defisit anggaran Singapura pada 2020 juga meningkat 8,9% dari PDB, dengan nilai 44,3 miliar dolar Singapura.

Baca Juga: Negara Manfaatkan Corona Buat Keluarin Surat Utang? Gile! Anak Cucu Bisa Sengsara

Sebanyak 4 miliar SGD akan disalurkan ke berbagai sektor bisnis dan mendukung pekerja, sedangkan 1,1 miliar SGD lainya akan digunakan untuk Pembayaran Solidaritas.

Lewat Pembayaran Solidaritas, penduduk Singapura berusia 21 tahun ke atas akan mendapat bantuan 600 SGD (sekitar Rp6,8 juta). Dana itu terdiri dari bantuan baru senilai 300 SGD dan uang dukungan dengan nilai yang sama. Nantinya, dana itu akan dikreditkan ke rekening bank penduduk dewasa Singapura pada 14 April.

Warga Singapura yang memenuhi syarat untuk tingkatan yang lebih tinggi juga akan menerima bantuan sebesar 300 SGD dan 600 SGD pada Juni, menurut laporanĀ The Straits Times.

Bantuan itu juga mencakup dana 300 SGD untuk orang tua dengan anak berusia di bawah 20 tahun, serta isi ulang kartu sebesar 100 SGD bagi lansia berusia 50 tahun ke atas.

Meski begitu, Menteri Keuangan juga meminta penduduk yang tidak membutuhkan uang tunai tambahan untuk menyumbangkan dana dari pemerintah ke badan amal ataupun masyarakat yang lebih membutuhkan.

Sebagai contoh, sejumlah menteri dan anggota parlemen telah menolak bantuan itu dan memilih mendonasikan kepada yang lebih membutuhkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: