Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Panic Buying?

Apa Itu Panic Buying? Senin (2/3) kondisi salah satu supermarket di Kelapa Gading dipenuhi oleh sejumlah pembeli. photo @al_bert17 #jktinfo | Kredit Foto: Instagram/jktinfo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Panic buying adalah sebuah situasi di mana banyak orang tiba-tiba membeli makanan, bahan bakar, dll sebanyak mungkin karena mereka khawatir akan sesuatu yang buruk yang mungkin terjadi.

Serta jenis perilaku yang ditandai dengan peningkatan cepat dalam volume pembelian, biasanya menyebabkan harga suatu barang atau keamanan meningkat.

Panic buying dapat terjadi ketika konsumen membeli sejumlah besar produk untuk mengantisipasi, atau setelah bencana atau untuk mengantisipasi kenaikan atau kekurangan harga yang besar. Panic buying sering dikaitkan dengan keserakahan dapat dikontraskan dengan panic selling yang dikaitkan dengan ketakutan.

Baca Juga: Jangan Gegabah, Panic Buying Bisa Bikin Makanan Terbuang Sia-Sia

Dilansir dari Investopedia di Jakarta, Senin (13/4/2020) dari perspektif makro, panic buying mengurangi penawaran dan menciptakan permintaan yang lebih tinggi, yang mengarah ke inflasi harga yang lebih tinggi.

Pada tingkat mikro (seperti di pasar investasi), fear of missing out (FOMO) atau rasa takut ketinggalan serta pembelian yang dipicu oleh tekanan dapat memperburuk panaic buying.

Umumnya panic buying terjadi karena peningkatan permintaan yang menyebabkan kenaikan harga. Sebaliknya, panic selling memiliki dampak sebaliknya yang mengakibatkan peningkatan pasokan dan harga yang lebih rendah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: