Indef Minta Proyek Pindah Ibu Kota dan Kereta Cepat Ditunda, Anggarannya buat Corona
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyarankan anggaran penanganan dampak COVID-19 berasal dari realokasi sejumlah proyek pembangunan yang bukan prioritas seperti ibu kota baru dan proyek kereta api cepat.
"Kita, publik ini berharap alokasi anggaran melawan COVID-19 dan resesi ekonomi itu diutamakan dari realokasi proyek tidak prioritas apakah Ibu Kota Negara (IKN) atau infrastruktur seperti kereta cepat, itu kita tunda dululah," kata salah seorang pendiri Indef Didin S. Damanhuri dalam kuliah umum virtual di Jakarta, Senin.
Baca Juga: Indonesia Ngutang Lagi, Fadli Zon Ingatkan Sri Mulyani: Gak Punya Malu!
Didin menambahkan, penanganan dampak COVID-19 juga diharapkan tidak menambah beban utang pemerintah termasuk melalui penerbitan global bond.
Meski Kementerian Keuangan telah merilis tiga jenis surat utang yakni Surat Berharga Negara (SBN) Seri RI1030, Seri RI1050 dan Seri RI0470 dengan tenor masing-masing 10,5 tahun, 30,5 tahun dan 50 tahun senilai 4,3 miliar dolar AS (setara Rp68,6 triliun).
"Utang kita terakhir sudah Rp6.015 triliun, kalau kita tambah pula akan jadi beban generasi yang akan datang. Kalau usulan (realokasi anggaran) itu disetujui, kita harap tidak menumpuk utang yang besar, lebih baik menunda proyek-proyek kurang prioritas seperti IKN, kereta cepat dan infrastruktur lainnya," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: