Meski Corona Belum Reda, Raksasa Investasi Jepang Ini Tetap Niat Jual Aset Senilai . . . .
SoftBank Group bertekad untuk terus menjalankan program penjualan aset senilai 4,5 triliun yen (US$41 miliar), walaupun Jepang kini sedang dalam kondisi darurat.
Perdana Menteri Shinzo Abe menyatakan keadaan darurat pertama di Jepang setelah perang dan itu semua karena wabah corona yang menimbulkan kekacauan di pasar.
"Kami membuat keputusan mengenai penjualan aset setelah corona mulai berdampak signifikan," kata Chief Financial Officer SoftBank, Yoshimitsu Goto, dikutip dari KrAsia, Senin (13/4/2020).
Baca Juga: SoftBank Dituntut, WeWork: Mereka Pentingkan Kepentingan Pribadi Lewat Pembatalan Tender
Pada 23 Maret, perusahaan mengumumkan pelepasan aset secara masif yang rencananya akan dieksekusi selama empat kuartal berikkutnya. Namun, pasar keuangan di seluruh dunia telah mengalami dampak buruk sejak pandemi semakin parah.
Di sisi lain, Goto menolak berspekulasi tentang perubahan pada program, termasuk tenggat waktu yang ditentukan. "Perpanjangan tenggat waktu pada dasarnya tidak ada dalam rencana, kami memiliki skenario dan akan menjalankannya sesuai strategi itu," tambah Goto.
Sayangnya, Goto menolak membeberkan komposisi paket penjualan; apakah SoftBank akan menyertakan saham di Alibaba, yang setara dengan 27 triliun yen (sekitar Rp3,95 kuadriliun), dalam pelepasan aset itu?
Belum lagi, banyak analis memprediksi kalau SoftBank akan memasukkan saham di Sprint dan T-Mobile sebagai kandidat dalam penjualan asetnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: