Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Media AS Beberkan Telegram Rahasia yang Diduga Penelitian Corona di Wuhan Sejak 2018

Media AS Beberkan Telegram Rahasia yang Diduga Penelitian Corona di Wuhan Sejak 2018 Relawan melakukan pekerjaan desinfeksi selama kampanye anti-virus di Pyongyang, Korea Utara dalam gambar ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada tanggal 4 Maret 2020. | Kredit Foto: Reuters/KCNA

Kendati demikian, ia menekankan, sejauh ini bukti-bukti masih mengarah ke teori bahwa virus itu menyebar secara alamiah meski hal itu juga belum pasti.

"Belum ada kesimpulan pasti sejauh ini, walaupun bukti-bukti cenderung menunjukkan bahwa penularan ini ilmiah. Tapi kami belum bisa memastikan secara pasti," kata Milley dalam konferensi pers yang digelar tak lama setelah munculnya laporan the Washington Post, Rabu (15/4/2020).

Kepala Peneliti WIV, Shi Zhengli yelah membantah bahwa virus yang mengakibatkan Covid-19 berasal dari fasilitas penelitian mereka. Meski begitu, perlu dicatat juga bahwa tim merekalah yang pertama kali menyimpulkan pada 3 Februari lalu bahwa virus corona baru di Wuhan berasal dari kelelawar.

Yang jelas, menurut Xiao Qiang, peneliti di Universitas California di Berkeley, telegram tersebut menunjukkan ada kekhawatiran yang nyata soal kebocoran virus dari fasilitas penelitian di Wuhan.

"Saya rasa ini bukan teori konspirasi. Ini adalah kecurigaan yang mendasar dan perlu diselidiki untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa datang," kata dia dikutip the Washington Post.

Ini bukan kali pertama bocornya kecurigaan komunitas intelijen AS atas keterangan resmi pemerintah China. Sebelumnya, beredar juga temuan CIA soal kemungkinan bahwa pemerintah China menutupi angak penularan dan kematian Covid-19 di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Di lain pihak, sejumlah pejabat China juga belakangan menggaungkan propaganda bahwa Covid-19 kemungkinan berasal dari penelitian di laboraturium di AS. Hal tersebut dinilai sebagai upaya mengecilkan tanggung jawab China atas Covid-19 yang saat ini telah jadi pandemi luar biasa, menulari hampir dua juta orang dan menewaskan 127 ribu manusia. n

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: