Pakar Inggris Cerita Kondisi Pasien Corona Usai Dirawat Intensif di RS, Rupanya yang Terjadi...
Waktu pemulihan yang panjang
Bagi banyak pasien Covid-19, penggunaan ventilator dalam membantu fungsi paru-paru untuk bernafas akan menyebabkan semakin lama juga waktu bagi mereka untuk kembali normal.
Ventilator, juga dikenal sebagai mesin pernapasan, membantu menyalurkan oksigen ke paru-paru --dan mengeluarkan karbon dioksida.
Agar dapat bekerja, pasien perlu memasang selang melalui mulut atau hidung. Caranya, ada yang dibius dan ada juga yang memerlukan pembedahan untuk memasukkan selang oksigen langsung ke trakea --prosedur invasif yang dapat lebih mempersulit proses pemulihan.
Dalam sebuah survei untuk Inggris, Wales dan Irlandia Utara, pasien yang dirawat di unit perawatan kritis menghabiskan waktu empat sampai lima hari di sana, menurut laporan terbaru dari 4 April.
Dari 2.249 pasien yang terdata, hanya 15% dari mereka yang menghabiskan waktu di ICU keluar dari rumah sakit, begitu juga dengan jumlah yang meninggal.
Sementara, mayoritas - sekitar 1.600 - pasien tetap menjalani perawatan kritis.
Namun angka statistik harus dibaca dengan hati-hati, karena angka pasien keluar rumah sakit dan kelangsungan hidup bervariasi di berbagai negara.
Sebuah laporan Inggris menemukan bahwa 67% dari pasien Covid-19 yang mendapatkan "alat bantu pernapasan lanjut" meninggal dunia.
Sebuah penelitian di Cina menyatakan bahwa hanya 14% yang selamat setelah menggunakan ventilator.
Mengambilnya 'langkah demi langkah'
Ini merupakan pengalaman terburuk Hylton Murray-Phillipson, 61 tahun. Ventilator terpasang di mulutnya karena menderita gejala Covid-19 yang parah.
Dia juga harus makan melalui pipa dan kehilangan 15% dari berat tubuhnya. Setelah sembuh dan meninggalkan rumah sakit, ia masih harus belajar berjalan lagi.
Hylton Murray-Philipson mendapatkan upacara kehormatan dari staf kesehatan Rumah Sakit Leicester Royal setelah menjalani pengobatan selama dua minggu.
Murray-Phillipson mengambarkan pemulihannya sebagai sebuah proses `langkah demi langkah`.
"Belajar pelan-pelan untuk duduk di kursi selama tiga jam dan tidak jatuh ke belakang. Pada dasarnya seperti memohon belas kasihan, terasa fantastis," katanya kepada BBC.
Sebuah video yang menampilkan upacara penghormatan saat ia keluar dari Rumah Sakit Leicester menunjukan petugas medis bersorak-sorak saat ia meninggalkan ruang perawatan menggunakan kursi roda.
Dia mengatakan merasa bersyukur karena diberi "kesempatan kedua" untuk hidup dan telah belajar untuk menghargai hal-hal yang dia terima sebelumnya.
"Kicauan burung, bunga bakung, langit biru. Ketika saya berada di rumah sakit, aku berfantasi tentang roti panggang dan selai jeruk, hal-hal yang biasanya kamu anggap remeh," katanya.
"Akhirnya [aku diberi] makanan cair, dan kemudian, ya ampun, sup daun bawang dan kentang!"
"[Rasanya seperti] saya bisa berada di sana selama sisa hidupku."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: