Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Inggris Cerita Kondisi Pasien Corona Usai Dirawat Intensif di RS, Rupanya yang Terjadi...

Pakar Inggris Cerita Kondisi Pasien Corona Usai Dirawat Intensif di RS, Rupanya yang Terjadi... Kredit Foto: Reuters/David Ryder

Psikosis akibat perawatan intensif

Psikosis akibat perawatan intensif atau delirium secara umum diperkirakan mempengaruhi sekitar seperempat dan sepertiga dari semua jumlah pasien ICU.

Wartawan Inggris, David Aaronovitch mengungkapkan ke BBC tentang pengalamannya di ICU setelah dibius saat menjalani perawatan penyakit pneumonia pada tahun 2011 lalu.

"Terus terang, saya menjadi marah-marah, marah dan semakin marah. Saya menderita halusinasi pendengaran --saya pikir saya bisa mendengar percakapan, yang sebenarnya tidak bisa," katanya.

"Saya memikirkan hal-hal yang terjadi pada saya, padahal tidak ada apa-apa. Perlahan-lahan, saya menjadi percaya bahwa staf telah mengubah saya menjadi zombie. Dan terakhir saya pikir mereka akan memakan saya."

Aaronovitch menambahkan: "Di ICU itu rasanya seperti menghabiskan tiga atau empat hari dalam teror paling hina sepanjang hidup saya."

Sesudah itu, ia menemukan bahwa banyak orang memiliki pengalaman serupa --fenomena yang sudah digambarkan sejak 1960-an bagi pasien-pasien yang menjalani perawatan intensif.

Para peneliti memiliki banyak penjelasan akan kondisi itu, termasuk penyakit mental itu sendiri, kekurangan oksigen di otak, obat-obat yang digunakan untuk menidurkan dan menenangkan pasien, dan bahkan mengalami sulit tidur usai pemberian obat penenang dihentikan.

Namun, Aaronovitch mengatakan gejala-gejala psikosis usai menjalani perawatan intensif masih jarang dibicarakan, karena mereka mungkin takut dianggap gila.

Pulang ke rumah

Terlepas dari seberapa tenang dan terlatihnya staf medis, ICU adalah tempat yang penuh tekanan.

"Jika Anda berpikir tentang hal-hal yang digunakan untuk penyiksaan, Anda akan mengalami sebagian besarnya di dalam perawatan intensif," kata Hugh Montgomery, seorang profesor Pengobatan Perawatan Intensif di University College London dan Rumah Sakit Whittington, di London.

Diwawancarai oleh surat kabar The Guardian, Hugh menggambarkan bagaimana pasien sering telanjang. Lalu, para pasien terus menerus mendengar suara bising tiba-tiba.

Tidak berhenti di situ, tidur para pasien pun terganggu oleh prosedur medis dan pemberian obat sepanjang malam, dan mereka mengalami ketidaknyamanan dan disorientasi. Mereka juga terkadang merasa bingung, takut, dan terancam.

Setelah perawatan intensif, pasien dipindahkan ke kamar pemulihan dan mungkin memerlukan fisioterapi. Jadi tidak mengherankan bahwa, saat pulang ke rumah setelah perawatan intensif, para pasien dan bahkan keluarganya mengalami gangguan stres pasca-trauma.

Mereka mungkin menjadi sulit tidur atau tidak ingat pernah dirawat di ICU. Layanan Kesehatan Nasional Inggris merekomendasikan keluarga untuk menyimpan buku harian ICU sehingga pasien dapat secara perlahan memahami pengalaman mereka saat pulih.

Dan dampak fisik dari menggunakan mesin guna menjalankan fungsi dasar tubuh adalah perjalanan panjang para pasien. Mereka perlu melatih kembali tubuhnya untuk bekerja, dan pasien akan cenderung mengalami pengecilan dan pelemahan otot.

Sebuah studi Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat mengungkapkan satu hari di ICU sama dengan kehilangan 3% sampai 11% kekuatan otot pasien.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: