Ekonom senior, Dradjad Wibowo mendesak pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memproduksi vaksi virus corona atau Covid-19 secara besar-besaran. Sebab, ia menilai negara lain tidak mungkin kasih vaksin ke Indonesia.
Menurut dia, tanpa menemukan vaksin dan obat akan membuat kondisi Indonesia tanpa kejelasan pasti.
"Sudah sepemahaman global ya, tanpa kita menemukan vaksin dan obat itu ya kita akan terus menerus seperti ini, terus menerus social distancing, PSBB akan terus menerus dan itu juga akan merusak Ekonomi. Karena tidak mungkin kan orang tidak melakukan meeting untuk bisnis ya kan," ucapnya, saat diskusi streaming pada Rabu (15/4) malam.
Baca Juga: Alamak!! Kritikan Demokrat soal Program Kartu Prakerja Jokowi Makjleb Banget
Baca Juga: Jokowi Tetapkan Covid-19 Sebagai Bencana Nasional, Eh Mas Ibas Malah Bilang Miris!
Lanjutnya, ia mengatakan negara lain kini tengah berlomba untuk membuat vaksi. Namun, Indonesia tidak ikut berlomba membuat vaksin dan obat sendiri.
"Nah masalahnya kenapa Indonesia tidak juga masuk ke vaksin dan obat?. Karena kalau tidak kita akan kerepotan sendiri. Anda bisa bayangkan penduduk dunia itu sekarang 7,7 miliar hampir 8 miliar ya, semua negara pingin memberikan vaksin kepada penduduknya sendiri warganya sendiri," jelasnya.
Sambung dia, "Kalau Inggris katakanlah sekarang sudah mulai tahap kedua untuk pengujian vaksin, kalau dia sudah dapat ya akan prioritasnya ke negara dia sendiri. Tidak akan dia prioritas ke Indonesia kalau Inggris harus beli belinya mahal dikasihnya sedikit," tambah Dradjad.
Sehingga, menurutnya, Indonesia tidsak bias mengandalkan negara lain dan harus memproduksi vaksin dan obat sendiri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Jadi kita tidak bisa mengandalkan vaksin dari negara lain. Karena itu kita perlu investasi besar-besaran, kita punya BUMN farma, kita punya beberapa perusahaan farmasi. Dana penanganan krisis ini yang dipakai Perppu (1/2020) kemarin itu ya itu harusnya itu ada investasi besar-besaran untuk vaksin dan pengadaan obat," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil