Muhammadiyah: yang Imannya Lemah Mengeluh Lagi Puasa, Ada Corona, Tidak ada Pekerjaan dan seterusnya
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan bulan Ramadhan tahun ini sangat berbeda dari Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Wabah corona saat ini dipastikan akan mengubah tradisi ibadah puasa, meski demikian, ia meminta kaum muslim harus menjadikan puasa di tengah pandemi sebagai sebuah ujian keimanan.
"Dalam kondisi ekonomi seperti saat ini, momentum puasa akan tepat menguji keimanan kita. Tujuan puasa itu agar kita jadi takwa," kata Mu'ti dalam diskusi daring Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) yang dipantau dari Jakarta, Jumat.
Baca Juga: Corona Belum Reda dan Puasa di Depan Mata, Gimana Pasokan Bawang Merah, Aman?
Mu'ti mengatakan bagi mereka yang imannya kuat akan menyambut Ramadhan gembira dan suka cita karena menyadari betapa mulianya bulan puasa berikut besarnya pahala dan berbagai keistimewaan lainnya.
Selain umat Islam yang imannya kuat, kata dia, terdapat golongan kedua, yaitu mereka yang beriman sedang-sedang saja dengan sekadarnya melaksanakan perintah puasa. Tidak ada animo yang luar biasa menyambut Ramadhan.
Kemudian golongan ketiga, lanjut dia, adalah umat yang imannya lemah dengan lebih banyak mengeluhkan datangnya bulan puasa.
"Yang imannya lemah, mengeluh puasa lagi, ada corona lagi, tidak ada pekerjaan dan seterusnya. Itu menunjukkan kualitas keimanan seseorang. Iman seseorang itu tidak selalu bersifat konstan, tapi dinamis dalam pengertian kadang sangat kuat, sedang dan lemah, bertambah dan berkurang," kata dia.
Untuk itu, Mu'ti mengajak setiap umat Islam meski ada kendala COVID-19 di depan mata agar tetap menjaga keimanannya sehingga dengan berpuasa dapat meningkatkan level keberagamaannya menjadi orang bertakwa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: