Karena Hal-hal Ini, Pakar Kesehatan Makin Pesimis Covid-19 Bisa Lenyap dari RI
Hermawan juga menyayangkan adanya keterlambatan dalam mengambil kebijakan penanganan corona di Indonesia. Bahkan, lanjut dia, PSBB yang diterapkan di Jabodetabek juga tidak sinkron. Sehingga, angka penularan corona tidak menurun hingga saat ini.
"PSBB di Jabar, Banten juga masih parsial hanya di Jabodetabek. Itu pun kasus yang masih tarik menarik antara pemerintah masih tidak sinkron. Ini semua memang masih adanya keterlambatan dalam pengambilan keputusan. Belum lagi keterlambatan dalam mempersiapkan peralatan untuk tenaga kesehatan, kedispilinan masyarakat dan penguatan komunitas dan lain-lain," tuturnya.
Menurut dia, pemerintah harus berani mengambil risiko dalam memerangi wabah corona. Ia juga menyesalkan penerapan PSBB masih terbilang longgar di Ibu Kota.
Baca Juga: Vaksin Corona Segera Bisa Digunakan Tahun Ini, Bulan...
"PSBB itu intervensi paling longgar. Dari awal para ahli itu mengharapkan adanya karantina wilayah," imbuhnya.
Hermawan menambahkan, pihaknya juga prihatin karena kebijakan PSBB yang sangat longgar tersebut mengakibatkan masyarakat menjadi tidak disiplin dalam memutus mata rantai penyebaran corona.
"Pemerintah juga tidak peduli dengan penegakannya. Ini yang lebih berbahaya lagi. Karena tugas pemerintah itu memastikan bahwa PSBB itu lebih diketatkan lagi dan menegakkan aturan dengan mempersiapkam fasilitas labnya lebih baik lagi untuk menahan laju Covid-19," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: