Bertahan sebagai Orang Terkaya ke-3 di Indonesia, Harta Prajogo Pangestu Turun Jadi Rp82 Triliun
Krisis yang melanda Indonesia tahun 1998 sempat menghantam bisnisnya. Nilai kapitalisasi Barito Pacific sempat anjlok dari USD 5 miliar menjadi USD 3 juta. Bisnis lainnya, TPIA, juga kena imbas dari krisis. Bahkan, perusahaannya tersebut menanggung utang hingga USD 1,8 miliar.
Karena utangnya dalam bentuk dolar, pembayarannya pun melonjak akibat merosotnya nilai rupiah. Menghadapi situasi ini Prajogo makin bekerja keras untuk memulihkan perusahaan-perusahaannya.
Prajogo kemudian melirik bidang petrokimia dan mengurangi bisnis kayu di tahun 2007 serta mengubah nama perusahaannya jadi PT Barito Pacific.
Barito Group akhirnya mengalami perkembangan pesat hingga merambah ke sektor petrokimia, minyak sawit hinga properti. Prajogo akhirnya mengakuisisi saham PT Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia yang sekarang menjadi perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia.
Kini, di usia senjanya Prajogo menyerahkan pengelolaan perusahaan ke tangan anaknya, Agus Salim Pangestu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: