Bank Indonesia (BI) mengungkapkan terdapat dana asing yang keluar (capital outflow) Rp0,18 triliun atau Rp180 miliar pada minggu keempat April 2020. Masih terjadinya outflow karena adanya kepanikan investor terhadap risiko resesi ekonomi global.
"Berdasarkan data transaksi 20-23 April 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,18 triliun dengan jual neto di pasar saham sebesar Rp1,58 triliun, sementara di pasar SBN beli neto sebesar Rp1,40 triliun," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko di Jakarta, Jumat (24/4/2020).
Sementara itu, berdasarkan data setelmen 20-23 April 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,95 triliun dan selama 2020 (ytd), tercatat jual neto Rp159,38 triliun.
Baca Juga: Perusahaan Mulai Telat Bayar Bunga MTN, BI dapat Tiru Bank Sentral AS
"Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun naik ke 210,59 bps per 23 April 2020 dari 191,23 bps per 17 April 2020 dipicu oleh kekhawatiran resesi ekonomi global," ucap Onny.
Adapun terkait kondisi nilai tukar, bank sentral menyampaikan, Pada Kamis, 23 April 2020, rupiah ditutup menguat di Rp15.350 per USD. Imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke 7,81 persen, Indeks Dolar (DXY) menguat ke level 100,43, yield US Treasury Note (UST) 10 tahun turun ke level 0,602 persen.
Sedangkan pada pembukaan perdagangan pagi tadi, rupiah dibuka pada level Rp15.400 per USD. Sementara untuk yield SBN 10 tahun stabil di 7,80 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: