Sejak dua bulan terakhir UKM Kerajinan Batik mulai merasakan imbas dari runtuhnya perekonomian yang diakibatkan dari wabah virus Corona atau Covid-19 tersebut.
Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APBBI) Komarudin Kudiya mengatakan salah satunya dengan batalnya pameran batik tingkat nasional di Jakartahingga waktu yang tidak bisa ditentukan. Akibat dari batalnya pameran batik tersebut, sudah dapat dipastikan stok batik tidak dapat terjual.
"Peluang para UKM batik dalam menyambut event lebaran pun dapat dipastikan akan gagal dan dipastikan banyak menimbulkan kerugian dengan stok produksi yang sudah dipersiapkan 5 bulan sebelumnya tidak dapat terjual," katanya kepada wartawan di Bandung, Sabtu (25/4/2020).
Baca Juga: Bukan Hoaks, Vaksin Corona Akan Tersedia pada September di Negara Ini
Baca Juga: Virus Corona Masuk New York Bukan dari China, Tapi...
Berdasarkan data dari APPBI dalam kurun waktu tiga bulan terakhir terhitung sejak bulan Maret 2020 hingga akhir tahun jika kondisi ekonominya tidak segera pulih diperkirakan mengalami kerugian untuk pengusaha Batik Tulis sekitar Rp. 20.429.280.000,- dan bagi seluruh pengusaha Batik Cap berkisar Rp. 3.635.006.400.000,-.
Data tersebut di dasarkan dari jumlah tenaga kerja dibagi dengan kapasitas produksi yang dihasilkan per perajin dari perusahaan batik yang berjalan normal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: