Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IsDB) siap menggelontorkan dana darurat untuk mengatasi dampak pandemi virus corona baru atau Covid-19 yang berkisar US$200-US$250 juta kepada Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, setelah melakukan video conference dengan Presiden IsDB, Dr. Bandar Hajjar, pada Minggu (26/4/2020).
Baca Juga: Mau Taklukkan Corona, Indonesia Utang US$1,5 M dari ADB
"Dana emergensi Covid-19 dari IsDB dalam proses negosiasi berkisar antara US$200-US$250 juta," jelas Menkeu seperti dikutip dari laman instagramnya.
Sri Mulyani menjelaskan, IsDB berencana mendukung anggotanya menghadapi wabah pandemik Covid-19. Untuk itu, IsDB meluncurkan program 3R (Respond, Restore, Restart) untuk mendukung negara-negara anggotanya menghadapi Covid-19 dengan total pinjaman US$2,3 miliar.
Dalam kesempatan itu, ia juga memastikan lembaga multilateral lainnya yaitu World Bank dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) juga berkomitmen untuk memberi pinjaman (co-financing) masing-masing sebesar US$250 juta untuk membantu program Indonesian Respond to Covid-19.
Jika ditotal, Indonesia akan mendapat pinjaman dari ketiganya hingga sekitar US$750 juta untuk penanganan Covid-19. Sebelumnya, Menkeu menjelaskan langkah-langkah dan kebijakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi Covid-19 di bidang kesehatan, bantuan sosial (bansos), dan bantuan untuk dunia usaha terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sebagai informasi, program 3R IsDB adalah Respond (Menanggapi) artinya memberikan tindakan segera melalui operasi Linkage Cadangan negara Selatan-Selatan dan Utara-Selatan yang berfokus pada memperkuat sistem kesehatan untuk memberikan perawatan kepada yang terinfeksi, membangun kapasitas dalam produksi alat uji dan vaksin, dan membangun kapasitas kesiapsiagaan pandemi, bekerja sama dengan Inisiatif Global G20.
Restore (Mengembalikan) artinya memberikan tindakan jangka menengah melalui jalur pembiayaan untuk perdagangan dan UKM untuk mempertahankan aktivitas dalam rantai nilai strategis inti dan memastikan kontinuitas pasokan yang diperlukan terutama untuk sektor kesehatan, ketahanan pangan, dan komoditas penting lainnya.
Restart (Mengulang kembali) artinya memberikan tindakan jangka panjang untuk membangun ekonomi yang tangguh di atas dasar yang kuat dan mengatalisasi investasi swasta dengan mendukung pemulihan ekonomi dan pengeluaran countercyclical.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum