Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rumah Makan Dilarang Buka di Tengah Pandemi, Begini Prediksi Wong Solo

Rumah Makan Dilarang Buka di Tengah Pandemi, Begini Prediksi Wong Solo Kredit Foto: Wong Solo

 

Oleh sebab itu untuk menyiasati hal tersebut, Puspo pun terpaksa mengurangi karyawan yang ada. Pengurangan karyawan sudah mencapai 75 persen. Jika kondisi ini terus berlanjut bisa mengakibatkan penutupan tempat usaha. 

 

Puspo juga menyoroti pemerintah yang kurang begitu tegas untuk masalah ini. Karena ini masih dalam kondisi belum lockdown, tapi masih PSBB. Kondisi ini jika sampai meminta rumah makan tutup tidak boleh melayani pembeli untuk makan di tempat, maka akan berimbas ke sektor lainnya. 

Sektor lain yang saat ini terimbas adalah para suplier seperti suplier ayam, suplaier beras, suplaier sayuran. "Sudah ada suplaier ayam yang tidak bisa lagi menjual ayam-ayamnya sehingga mereka terpaksa membakar ayam-ayamnya karena tidak laku dijual," terangnya.

Selain itu situasi saat ini untuk rumah makan tradisional sangat sulit untuk  bisa menjual secara pesan antar ataupun melalui pesan online. Sebab makanan yang ada memang untuk disajikan makan di tempat, imbuh Puspo.

Kondisi lainnya mengenai ketidakseimbangan soal kebijakan pembatasan ini adalah di perdagangan retail. Supermarket masih bisa didatangi pengunjung tanpa ketatnya aturan. Pembeli banyak yang berhimpitan atau berdekatan. Sementara untuk di rumah makan sudah diterapkan pembatasan jarak. 

"Saya mengimbau untuk kebijakan pemerintah situasi ini belum lockdown seharusnya kita juga boleh menerima pengunjung untuk makan di tempat seperti toko retail. Ada beberapa supermarket masih berjubel. Apa bedanya berjubel. Atau apa tidak boleh berjualan atau berjubel yang dimaksud. Kita juga tidak jelas kapan boleh buka," ujarnya.

Sambungnya, jika rumah makan tidak diijinkan untuk berjualan maka dikhawatirkan akan menghancurkan negara. Karena rumah makan ini pemegang peran penting ekonomi rakyat dan negara. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: