Profesor Jepang Klaim Virus Corona Tak Alami karena Buatan China, Begini Faktanya...
Verifikasi Fakta
Mengutip cekfakta.com, klaim Profesor Fisiologi Kedokteran Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo soal virus corona tidak alami dan China yang membuat, merupakan klaim yang salah. Sebab Dr. Honjo tak pernah menyatakan hal tersebut dan dipastikan itu merupakan informasi yang salah.
Laman Universitas Kyoto menunjukkan dalam biografi Dr. Honjo tak pernah memegang posisi apa pun di laboratorium Tiongkok maupun di negara tersebut. Dr. Honjo justru menyanggah dan menyebut unggahan yang menyebutkan namanya palsu dan misinformasi.
Pernyataan tersebut pernah dipublikasikan pada 27 April 2020 di website Universitas Kyoto. Di kampus tersebut ternyata Dr. Honjo menjabat sebagai wakil direktur jenderal di Institute for Advanced Study.
Berikut terjemahan pernyataan persnya:
"Di tengah kepedihan, kerugian ekonomi, dan penderitaan global yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, saya sangat sedih bahwa nama saya dan Universitas Kyoto telah digunakan untuk menyebarkan tuduhan palsu dan misinformasi..."
"Pada tahap ini, ketika semua energi kita dibutuhkan untuk mengobati yang sakit, mencegah penyebaran kesedihan lebih lanjut, dan merencanakan awal yang baru, penyebaran klaim yang tidak berdasar mengenai asal-usul penyakit ini rawan mengganggu"
Lebih lanjut, Direktur Tim Komunikasi Global Universitas Kyoto, David Hajime Kornhauser menjelaskan karier profesional Dr. Honjo secara lengkap terdapat pada situs laboratoriumnya. Dr. Honjo dipastikan belum pernah bekerja di Tiongkok.
Kornhauser mengatakan universitasnya sudah melaporkan akun palsu ke twitter. Akun yang diklaim mewakili pandangan Dr. Honjo dan menjadi sumber informasi palsu merupakan penipuan dan fitnah. Sebab Dr. Honjo tak punya akun twitter.
Saat ditelusuri soal wawancara media Dr. Honjo soal pandemi corona, dalam media Jepang Nikkei Asian Review, Honjo pernah mengatakan virus ini berasal dari Tiongkok. Tapi tak ada bukti virus ini diproduksi di China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: