Merasa Tertinggal, AS Keluarkan 'Senjata' Baru buat Saingi Kekuatan Militer China
Ketegangan antar dua kekuatan terbesar di dunia akan mencapai titik baliknya. Amerika Serikat (AS) dikabarkan akan mengeluarkan senjata dan strategi baru untuk menutupi kesenjangan kekuatan militer dengan China.
Selama beberapa dekade terakhir ketika China memperkuat persenjataan mereka AS lebih banyak bertahan. Kini setelah meniadakan perjanjian kontrol persenjataan yang dibentuk masa Perang Dingin, pemerintahan Donald Trump berencana mengerahkan rudal jelajah jarak jauh di wilayah Asia-Pasifik.
Baca Juga: Memanas, Kapal Perang AS Dipaksa Hengkang oleh Kapal Militer China dari Laut China Selatan
Berdasarkan permintaan anggaran untuk tahun 2021 yang diajukan ke Gedung Putih dan kesaksian komandan militer di Kongres pada bulan Maret lalu. Pentagon ingin memperkuat Marinir mereka dengan rudal jelajah Tomahawk yang kini dibawa oleh kapal-kapal tempur AS.
Selain itu untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir Pentagon ingin mempercepat pengiriman rudal jarak jauh anti kapal. Beijing sudah menanggapi langkah AS ini.
"(Meminta Washington) berhati-hati dalam berkata-kata dan perbuatan, berhenti memindahkan bidak catur di kawasan dan menonjolkan otot militer di sekitar China," kata pernyataan China yang diterima kantor berita Reuters, Kamis (7/5/2020).
Langkah Negeri Paman Sam ini bertujuan untuk membalas keunggulan Negeri Tirai Bambu di senjata rudal darat dan rudal balistik. Pentagon juga ingin mengalahkan China pada hal yang para pakar sebut 'perang jarak jauh'. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China telah membangun kekuatan rudal yang sangat besar.
Menurut salah seorang komandan senior dan penasihat strategi militer AS kekuatan tempur jarak jauh China jauh lebih unggul dari pada sekutu-sekutu AS di kawasan. Ia mengatakan China jelas lebih unggul dalam senjata-senjata jarak jauh.
AS juga akan mengubah taktiknya secara drastis, yakni mengizinkan Marinir bergabung dengan Angkatan Laut dalam menyerang kapal perang musuh. Kapal-kapal dan unit mobil Marinir AS yang bersenjatakan rudal anti kapal akan menjadi kapal yang mematikan.
Komandan senior tersebut mengatakan dalam konflik unit-unit ini akan berpencar ke titik-titik utama di Pasifik Barat dan wilayah yang dikenal sebagai rantai kepulauan. Rangkaian kepulauan dari kepulauan Jepang, melalui Taiwan, Filipina sampai ke Kalimantan lalu ditutup di sekitar pinggir pantai China.
Dalam serangkaian rapat, Komandan militer AS sudah menjelaskan taktik baru ke Kongres pada bulan Maret lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: