Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan narasi teori konspirasi COVID-19 muncul dari kelompok masyarakat dengan cara berpikir tekstual dan konservatif sehingga membentuk cara pandang yang sempit termasuk dalam memahami persoalan pandemi.
"Teori konspirasi menjadi angle utama mereka dalam melihat suatu persoalan yang muncul, seperti cara memandang pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini. Mereka akan cenderung mengatakan bahwa ini merupakan konspirasi untuk melemahkan umat Islam," kata Ma'ruf saat menyampaikan ceramah yang disiarkan TVRI dari kediaman Wapres di Jakarta, Minggu.
Baca Juga: Kebijakan PSBB Dinilai Tepat untuk Menakan Virus Corona di Indonesia
Menurut dia, kelompok orang dengan cara berpikir tersebut akan menolak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena dianggap tidak sesuai dengan teks-teks yang mereka pahami.
"Orang yang mempunyai cara berpikir tekstual biasa dikategorikan sebagai kelompok konservatif. Padahal kesalahan utamanya adalah berada pada cara berpikir mereka yang tekstualis dalam memahami, dan ini tidak sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW," katanya.
Ia mengatakan cara berpikir tekstual dapat terlihat di masa pandemi COVID-19, di mana fatwa MUI terkait kemudahan beribadah dianggap sebagai upaya untuk menjauhkan umat Islam dari Allah SWT.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: