Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan bahwa keberlangsungan wabah virus corona (Covid-19) tidak akan bisa berakhir dalam waktu singkat. Akibatnya, ekonomi Indonesia berpotensi besar menuju skenario sangat berat atau terkontraksi.
Hal tersebut dia katakan saat menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021 dalam rapat paripurna DPR di Gedung Parlemen, Selasa (12/5/2020).
Kata dia, dengan semakin nyatanya dampak negatif Covid-19 yang tercermin dalam pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen, maka ekonomi tahun ini berpotensi memasuki skenario sangat berat, yakni kontraksi hingga -0,4 persen.
Baca Juga: Corona Berakhir, Ekonomi 2021 Diramal Tumbuh 5,5%
"Menunjukkan telah terjadi koreksi yang cukup tajam akibat Covid-19 ini, mengindikasikan tekanan lebih berat akan dialami sepanjang 2020. Pertumbuhan ekonomi terancam bergerak dari skenario berat 2,3 persen menuju sangat berat kontraksi -0,4 persen," tegasnya.
Dia mengatakan, berkaca dari wabah Flu Spanyol yang terjadi pada 1918, dan berlangsung selama 18 bulan, maka ditegaskannya, keberlangsungan Covid-19 berpotensi berlangsung tidak singkat sebagaimana keberlangsungan flu tersebut.
"Belajar dari sejarah pandemi Flu Spanyol yang berlangsung 18 bulan, Covid juga diperkirakan berlangsung tidak singkat dan mengakibatkan pelemahan kondisi sosial ekonomi masyarakat," papar dia.
Meski demikian, Sri menekankan, kondisi itu tidak boleh membuat seluruh komponen bangsa patah semangat. Kondisi ini, menurutnya, harus dimanfaatkan untuk melakukan reformasi di berbagai bidang, seperti kesehatan, sosial, dan ekonomi yang harus diiring dengan penanganan pandemi ini berlangsung hingga 2021.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: