Pariwisata Berubah Semenjak Corona, Ini yang Perlu Disiapkan Pelaku Industri
Industri pariwisata tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu industri yang cukup terpukul akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Selain mempengaruhi dari sisi pelaku, wabah juga mempengaruhi konsumen dalam hal ini. Orientasi seseorang dalam melakukan perjalanan wisata akan mengalami perubahan.
"Kecenderungannya berubah. Yang tadinya ada pada crowd, bergeser ke serenity, keheningan menjadi sesuatu yang menarik," ujar Pendiri The Jakarta Consulting Group AB Susanto dalam video conference, Sabtu (16/5/2020).
Baca Juga: Moeldoko Sudah Bicara Booming Sektor Pariwisata
Menurut AB, pandemi membuat orang merasa khawatir ketika berkunjung ke tempat-tempat ramai. Tapi di saat yang bersamaan, pandemi meningkatkan minat orang-orang untuk berkunjung ke tempat yang lebih hening dan melakukan private touring.
"Daya tariknya tidak mesti kerumunan besar," katanya.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Azril Azhari juga mengungkapkan perlunya peningkatan daya saing wisata untuk mempersiapkan diri menghadapi new normal.
"Adanya perbaikan pada kelemahan daya saing pariwisata kita selama ini, yaitu health & hygiene dan sanitation, safety & security, environmental sustainibility, dan tourist service infrastructure," katanya.
Keempat indikator tersebut disebut oleh Azril karena menurut indeks daya saing pariwisata Indonesia 2015 hingga 2019 masih dianggap "merah". Melihat kondisi sekarang ini, AB juga belum bisa memastikan kapan industri pariwisata akan pulih kembali.
"Hingga situasi menjadi lebih jelas di dalam arti kita mengetahui sebaran virus covid-19 dan perkembangannya serta adanya sistem keamanan yang efisien, agak sulit untuk memprediksi kapan perjalanan wisata yang sesungguhnya akan dimulai kembali," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: