Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gegara Teori Konspirasi, Orang Australia Percaya Bill Gates Ciptakan Corona

Gegara Teori Konspirasi, Orang Australia Percaya Bill Gates Ciptakan Corona Kredit Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Teori konspirasi banyak yang menyerang miliarder filantropi, Bill Gates. Mereka menyebutkan bahwa Bill Gates adalah orang yang menciptakan virus corona. Hasil jajak pendapat di Australia bahkan menemukan banyak anak muda di sana yang percaya teori tersebut.

Dilansir dari ZDNet di Jakarta, Rabu (20/5/2020) berdasarkan hasil survey yang dilakukan Essential Research, sekitar satu di antara delapan responden (13%) percaya bahwa sang pendiri Microsoft memiliki peran dalam menciptakan dan menyebarkan virus Corona. Sedangkan 12% responden percaya 5G digunakan untuk menyebarkan COVID-19.

Baca Juga: Konspirasi Corona, Anggota Badan Legislatif Italia Teriak pada Publik Minta Bill Gates Ditahan

Dipecah berdasarkan jenis kelamin, 15% dari 524 responden pria mengatakan mereka percaya pada konspirasi 5G, dibandingkan dengan 9% dari 549 responden wanita. Sedangkan perpecahan gender masing-masing adalah 14% dan 13% terhadap teori konspirasi Bill Gates.

Hampir 40% responden mengatakan mereka percaya virus corona dibuat di laboratorium di Wuhan, China, dan 77% mengatakan mereka percaya wabah di Cina lebih buruk daripada statistik resmi yang ditunjukkan oleh Beijing.

Dalam kategori usia muda, seperlima atau 20% dari responden berusia 18-34 tahun percaya bahwa Bill Gates terlibat dalam penciptaan dan penyebaran virus Corona. Angka yang sama juga percaya dengan teori bahwa BTS 5G digunakan untuk menyebarkan COVID-19.

Responden yang berusia lebih tua lebih sedikit yang mempercayai teori tersebut, dengan 13% dari responden berusia 35-54 tahun dan 8% dari responden berusia 55 tahun ke atas yang mempercayai teori konspirasi tentang Bill Gates.

Sedangkan untuk teori konspirasi seputar 5G, 13% responden berusia 35-54 tahun dan 4% dari responden berusia 55 tahun ke atas yang mempercayai teori tersebut.

Maraknya teori konspirasi yang menyebut 5G sebagai biang kerok virus corona mendorong Menteri Komunikasi Paul Fletcher untuk mengatakan bahwa 5G dan virus corona tidak ada hubungannya. Ia juga mengatakan bahwa perusakan BTS merupakan tindakan kriminal.

"Setiap usulan bahwa ada hubungan antara 5G dan virus Corona sama sekali tidak berdasar. Seperti yang dikatakan Chief Medical Officer, 5G tidak menyebabkan virus Corona dan tidak menyebarkan virus Corona," ujar Fletcher.

Sementara itu, ketika negara-negara di seluruh Australia berupaya untuk mencabut lockdown, jajak pendapat tersebut menemukan sekitar seperempat responden setuju bahwa pemerintah harus membiarkan orang-orang kembali ke kantor dan restoran dalam bulan berikutnya.

Sementara seperempat lainnya mengatakan baru bisa demikian pada akhir Juni dan 25% lainnya mengatakan terlalu dini untuk mencabut lockdown. Hanya 9% dari responden yang mengatakan lockdown harus dicabut sesegera mungkin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: