Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Pernah Berlakukan Lockdown, Jepang Kini Akhiri Masa Darurat Corona

Tak Pernah Berlakukan Lockdown, Jepang Kini Akhiri Masa Darurat Corona Kredit Foto: Reuters/Kyodo
Warta Ekonomi, Tokyo -

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan akhir masa darurat di negaranya terkait pandemi corona atau covid-19, dengan 851 kematian warganya dengan tanpa pernah menerapkan lockdown.

"Saya telah memutuskan untuk mengakhiri keadaan darurat di seluruh negara," kata Abe seperti dilansir dari Newsweek, Selasa (26/5/2020).

Baca Juga: Bulan Ini, Shinzo Abe Percepat Penggunaan Avigan untuk Obat Resmi Virus Corona

"Hanya dalam waktu satu setengah bulan, kami hampir mengendalikan situasi (penularan corona -red)," imbuhnya.

Namun, Abe mengingatkan kendati mencabut masa darurat, tidak berarti virus corona hilang dari Jepang.

"Pertarungan kami melawan virus akan berlanjut," katanya, seraya mendesak warga Jepang untuk terus mengikuti panduan jarak sosial yang ketat.

Pada hari Senin 25 Mei 2020, negara di Asia Timur telah melaporkan 16.628 kasus virus corona yang dikonfirmasi. Dari mereka yang terinfeksi, 13.612 telah pulih dan 851 telah meninggal.

Selaku Ibu Kota Negara, Tokyo yang memiliki penduduk sebanyak 14 juta jiwa, adalah bagian yang paling terpukul dengan lebih dari 5.100 kasus. Dan kemarin, kota tersebut melaporkan hanya delapan kasus infeksi baru.

Kedutaan Jepang di Washington D.C. tidak menanggapi permintaan Newsweek untuk berkomentar melalui publikasi.

Diketahui, Jepang tidak pernah menerapkan pengawasan seketat yang diterapkan China, serta banyak negara Eropa dan AS.

Pejabat kesehatan di Jepang telah memperingatkan penduduk untuk mengenakan masker di depan umum dan terus bekerja dari rumah jika memungkinkan.

Pemerintah Jepang telah meminta penduduk untuk beradaptasi dengan gaya hidup baru untuk menghindari kenaikan dalam kasus baru dan mencegah penyebaran virus. Masyarakat juga didorong untuk tidak bepergian dengan tujuan yang tak penting ke daerah lain.

Belum diketahui secara resmi mengapa Jepang memiliki tingkat infeksi corona yang relatif rendah dan jumlah kematian yang relatif kecil karena Covid-19.

Yasutoshi Nishimura, sang menteri revitalisasi ekonomi Jepang, mengatakan, situasi tersebut akan ditinjau setiap tiga pekan. Langkah-langkah lebih lanjut dapat diambil untuk memudahkan pedoman yang saat ini berlaku.

Masyarakat Jepang pun telah didorong untuk tetap di rumah dan menghindari pertemuan publik dengan skala besar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: