Lagi, WHO Ingatkan Negara-negara di Dunia Kalau Penularan Virus Corona Masih Tinggi
Putin: Rusia sudah melewati masa puncak
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya sudah melewati masa puncak virus corona dengan 8.900 kasus baru dilaporkan terjadi selama 24 jam terakhir, sehingga keseluruhan kasus virus corona telah mencapai 360 ribu, ketiga terbanyak di dunia.
Angka ini lebih rendah dari kenaikan tertinggi sebanyak 11.700 kasus yang tercatat 11 Mei lalu.
Walau angka penularan dari hari ke hari menurun, jumlah kematian mengalami kenaikan dengan total yang meninggal adalah 3.807 orang.
"Menurut para pakar, masa puncak sudah dilewati," kata Presiden Putin kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam lewat video hari Selasa.
Presiden Putin memerintahkan Menteri Shoigu untuk memulai persiapan bagi parade "Victory Day" di Rusia yang akan dilangsungkan bulan depan, setelah ditunda dari jadwal semula tanggal 9 Mei.
"Victory Day" dianggap sebagai hari kemenangan, setelah Nazi Jerman takluk semasa Perang Dunia kedua dan menandatangani penyerahan diri tanggal 8 Mei tahun 1945 kepada pihak Sekutu.
Di Rusia hari tersebut diperingati tanggal 9 Mei, karena karena perbedaan waktu saat penandatanganan terjadi.
Relatif rendahnya tingkat kematian di Rusia menimbulkan keraguan banyak pakar Rusia.
Mereka mencurigai pihak berwenang telah memanipulasi statistik dan sengaja menekan laporan jumlah kematian demi kepentingan politik.
Para pejabat Rusia dengan keras membantah tuduhan tersebut dan mengatakan rendahnya angka kematian disebabkan karena tindakan yang efektif untuk menghentikan wabah.
Namun para petugas kesehatan mengatakan mereka memiliki bukti penyembunyian laporan mengenai kematian kolega mereka.
Selasa kemarin (26/5/2020), seorang pejabat kesehatan Rusia mengatakan 101 petugas medis meninggal karena virus corona, menurut data dari pihak berwenang di berbagai kawasan.
Namun petugas kesehatan mengatakan angka sebenarnya paling tidak tiga kali lebih tinggi, yang daftarnya sudah beredar di online dikumpulkan oleh para sejawat yang mengatakan lebih dari 300 orang meninggal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto