Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serangan Ransomware Mulai Turun, Tapi Terus Hantui UKM Indonesia

Serangan Ransomware Mulai Turun, Tapi Terus Hantui UKM Indonesia Ilustrasi serangan siber | Kredit Foto: F5 Labs
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tiga tahun setelah ransomware Wannacry meraih perhatian masyarakat dengan mendatangkan malapetaka pada ribuan sistem TI di seluruh dunia, data dari Kaspersky untuk Asia Tenggara  membuktikan ancaman terkait masih banyak dijumpai hingga saat ini, khususnya terhadap usaha kecil dan menengah (UKM) di wilayah tersebut.

Indonesia masih bertengger di antara sepuluh negara teratas dalam hal pangsa pengguna UKM yang hampir terinfeksi oleh ancaman ini. Lima negara dengan persentase upaya tertinggi pada kuartal awal 2020 ialah Federasi Rusia, Brasil, China, Bangladesh, dan Mesir. Wannacry tetap menjadi ransomware paling populer secara global.

"Kita dengan aman mengatakan bahwa perusahaan sekarang sadar penuh atas bahaya ini setelah insiden Wannacry tiga tahun lalu. Situasi pandemi sekarang memaksa karyawan untuk bekerja dari jarak jauh, bagaimanapun telah menggaburkan batas antara perusahaan dan keamanan pribadi, sekaligus meningkatkan serangan yang dapat dieksploitasi para pelaku kejahatan siber."

Baca Juga: 100 Juta Pengguna Android Terancam Bahaya dari Aplikasi Ini

"Dengan bertambahnya risiko finansial yang menghampiri sektor UKM, kami menawarkan bisnis di Asia Tenggara berupa solusi dan layanan gratis untuk membantu membentengi aset dan data konfidensial mereka terhadap ancaman merugikan ini," kata Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/6/2020).

Pada kuartal pertama 2019, Kaspersky mencatat ada sebanyak 520.146 jumlah upaya ransomware terhadap UKM yang diblokir oleh solusi Kaspersky dan peringkat negara berdasarkan pangsa pengguna yang hampir terinfeksi dengan malware ini di Indonesia.

Angka tersebut menurun pada kuartal pertama 2020. Di tahun ini ada sekitar 131.944 upaya ransomware ke UKM di Indonesia.

 

Statistik per negara selama kuartal I-2020 menunjukkan semua wilayah di Asia Tenggara mencatat penurunan deteksi ransomware dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, secara global, satu dari tiga ransomware yang diblokir oleh Kaspersky pada 2019 ditargetkan untuk pengguna korporasi. Ini menunjukkan bahwa para pelaku kejahatan siber semakin menargetkan bisnis dan perusahaan sebagai tandingan dari pengguna individu.

"Secara keseluruhan, kami telah mengamati penurunan signifikan dalam serangan ransomware yang telah kami blokir terhadap sektor UKM di Asia Tenggara. Angka kuartal pertama adalah 69% lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di 2019," kata Yeo.

Ransomware merupakan jenis cyberware yang dirancang untuk menyadap uang baik dari individu atau perusahaan. Seringkali ransomware akan meminta pembayaran untuk mengembalikan perubahan yang telah dilakukan Trojan ke komputer korban. Perubahan ini mencakup enkripsi data yang disimpan pada disk pengguna sehingga mereka tidak dapat lagi mengakses informasi, dan memblokir akses normal ke sistem pengguna.

Untuk menginstal ransomware ke sistem pengguna, pelaku kejahatan siber biasanya menggunakan email phishing, situs web yang terinfeksi dengan program berbahaya atau perangkat lunak yang tidak diperbarui. Setelah Trojan terinstal, Trojan akan mengenkripsi informasi yang disimpan di komputer pengguna atau memblokir komputer agar tidak berjalan secara normal, sekaligus meninggalkan pesan tebusan yang menuntut biaya, untuk mendeskripsi file atau memulihkan sistem. Dalam kebanyakan kasus, pesan tebusan akan muncul ketika pengguna melakukan restart komputer setelah terjadi infeksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: