Holding Perkebunan Nusantara optimistis menargetkan 1 juta ton produksi gula di anak perusahaan (PTPN Gula) dalam musim giling tebu tahun ini.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Muhammad Abdul Ghani menuturkan, pelaksanaan giling tebu tersebut dilaksanakan sesuai jadwal guna mendukung program pemenuhan bahan pokok gula sekaligus menjaga stabilitas harga di masyarakat yang saat ini melebihi harga eceran tertinggi (HET) akibat persediaan stok gula yang kian menipis di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, holding yang menaungi pabrik gula (PG) di Grup PTPN, secara bertahap memulai giling pada 30 Mei 2020 di PG Gempolkrep, Mojokerto, Jawa Timur, kemudian dilanjutkan ke PG lain sesuai perencanaan dan strategi giling.
Baca Juga: Soal Target Produksi Gula, Intip Strategi Bos Baru PTPN XI
"Kami telah siapkan izin operasional giling dan mobilisasi aktivitas tenaga kerja dalam pemenuhan pangan di tengah pandemi Covid-19. Melindungi karyawan dan petani merupakan langkah yang dilakukan Grup PTPN dalam menghadapi the new normal," jelas Abdul Ghani dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (3/6/2020).
Ghani menjelaskan, total areal tanaman tebu milik PTPN (PTPN IX, X, XI, XII, XIV, II,VII) maupun milik petani tahun ini sekitar 168.000 hektare dan diproyeksikan mampu menghasilkan tebu untuk digiling mencapai 12,2 juta ton.
Target pencapaian produksi gula 1 juta ton dengan tingkat rendemen pada kisaran 8%, yang bersumber dari bahan baku tebu di Jawa, 84% berasal dari petani tebu rakyat sehingga Grup PTPN diharapkan dapat bersinergi dan mendukung setiap wilayah pabrik gula untuk meningkatkan pelayanan dan memastikan penggilingan seluruh tebu petani binaan.
Menurutnya, untuk mencapai target produksi gula tersebut, perseroan telah menyiapkan peralatan pabrik dengan maintenance dan investasi peralatan, analisis pendahuluan sampel tebu dan persiapan tebang, muat, dan angkut (TMA) untuk menjamin keandalan dan efisiensi giling.
Lebih lanjut, di masa the new normal, giling tebu tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Kegiatan operasional dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat dengan memberlakukan physical distancing, cek suhu tubuh, wajib masker, dan cuci tangan guna melindungi keselamatan karyawan pabrik gula dan kalangan petani.
Dalam pelaksanaan TMA, PTPN mengutamakan tenaga asli daerah. Apabila pabrik gula mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, maka yang bersangkutan harus membawa surat keterangan sehat bebas Covid-19 (non-reaktif) dan harus dipastikan surat sehat tersebut asli, serta yang dari luar daerah harus tinggal di asrama atau barak yang disediakan.
"Dalam evaluasi tahun lalu, banyak hal yang harus dibenahi agar kinerja seluruh PTPN Gula dalam musim giling tahun ini bisa memberi kontribusi profitabilitas ke perseroan. Terobosan dan strategi bisnis diharapkan menjawab tantangan menjamurnya pabrik gula swasta dan menurunnya areal tebu, serta situasi pendemi saat ini diharapkan tidak menghalangi pencapaian target produksi gula dalam musim tahun kali ini," pungkas Ghani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: