Dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Gerindra pekan ini, 34 DPD kembali mempercayakan Prabowo Subianto untuk kembali menjadi ketua umum. Melihat hal ini, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyoroti fenomena oligarki yang terjadi di partai politik Indonesia.
Menurutnya, kembali dipercayakannya Prabowo merupakan tanda bahwa kekuasaan partai hanya bertumpu pada satu atau beberapa orang saja. Padahal, hal tersebut dinilai buruk bagi sistem demokrasi.
"Ini yang menjadi penyebab belakangan demokrasi kita mundur, bagaimana mungkin negara akan demokratis apabila di tubuh internal partai sangat tidak demokratis," ujar Pangi saat dihubungi, Jumat (5/6/2020).
Baca Juga: Majalah Terkemuka Inggris Sebut Orang Ini Saingan Baru Jokowi
Tanda berjalannya demokrasi dalam partai, kata Pangi, adalah adanya pergantian di tingkat pimpinan partai. Termasuk posisi ketua umum, yang merupakan pucuk pimpinan partai.
Hal inilah yang belum terlihat di Partai Gerindra. Meskipun Prabowo belum secara langsung memberikan pernyataan bahwa dirinya akan kembali memimpin partai.
"Keberadaan tokoh sentral dalam sebuah partai akan sangat mempengaruhi performanya, tapi sebagian partai salah mengartikan dengan melanggengkan kepemimpinan seorang tokoh," ujar Direktur Eksekutif VoxPol Center Research and Consulting.
Meski begitu, ia mengamini bahwa belum ada sosok lain di Partai Gerindra yang dapat menandingi peran Prabowo. Apalagi, Menteri Pertahana itu juga merupakan pendiri partai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti