Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Innalillahi, Kematian Covid-19 di Negeri Ratu Elizabeth II Tembus 40.000 Jiwa

Innalillahi, Kematian Covid-19 di Negeri Ratu Elizabeth II Tembus 40.000 Jiwa Kredit Foto: Antara/M N Kanwa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Inggris menjadi negara kedua, setelah Amerika Serikat (AS), yang mencatat korban meninggal tertinggi di dunia akibat virus Corona baru. Lebih dari 40 ribu orang meninggal akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu.

Pemerintah Inggris mengatakan 357 orang telah meninggal di Inggris, termasuk rumah sakit dan rumah perawatan. Totalnya menjadi 40.261, angka kematian pandemi tertinggi kedua di dunia di belakang AS.

"Saya pikir bahwa hari ketika jumlah kematian akibat virus Corona telah mencapai lebih dari 40.000 adalah saat kesedihan bagi kita semua," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada konferensi pers harian seperti dilansir dari ABC News, Sabtu (6/6/2020).

Baca Juga: Rekor Baru: Pasien Sembuh dari Covid-19 Tambah Banyak

Angka kematian Covid-19 aktual di Inggris secara luas dianggap lebih tinggi karena totalnya hanya mencakup mereka yang telah dinyatakan positif terkena virus.

Secara keseluruhan, Hancock mengatakan tingkat transmisi sedang menuju ke bawah tetapi ada beberapa area yang menyebabkan kekhawatiran. Dia mengatakan tingkat transmisi tertinggi di barat laut Inggris, yang meliputi kota-kota Liverpool dan Manchester, diikuti oleh barat daya yang kurang padat penduduknya.

"Pemerintah ingin semakin memiliki pendekatan dalam menangani penguncian lokal di mana kita melihat gejolak," kata Hancock.

Pendekatan semacam itu berpotensi melihat pemerintah memberlakukan kembali pembatasan secara lokal.

Sementara itu dalam sebuah surat terbuka, para ilmuwan mendesak pemerintah untuk menunda pelonggaran lebih lanjut mengingat tingkat kematian dan infeksi baru terkait virus harian yang masih tinggi.

 

"Meskipun dikunci selama dua bulan, kami masih mengalami jumlah kematian harian yang tidak dapat diterima, masih dalam ratusan, dan diperkirakan ada 8.000 infeksi baru sehari di Inggris saja," kata mereka.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: