Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tegas, Pengamat Ini Bilang Kemenkop dan UKM Tidak Paham Koperasi

Tegas, Pengamat Ini Bilang Kemenkop dan UKM Tidak Paham Koperasi Kredit Foto: Ning Rahayu

Suroto menuturkan, sebagai pembanding, koperasi simpan pinjam di Canada dan Perancis yang diwakili oleh Koperasi Desjardin dan Koperasi Bank Populaire misalnya, koperasi tersebut bisa jadi Bank of The Year dan skematik berbasis koperasi atau dimiliki oleh anggotanya yang juga jadi nasabahnya. Ini malah suruh batasi produk, jadi pemikiranya sangat dangkal.

"Di Jerman bahkan sektor perbankkan dikuasai oleh koperasi hingga 84 persen dari total "market share" sektor keuangan. Jadi kalau cara berfikir Kemenkop dan UKM seperti ini justru lebih buruk dari sistem koperasi yang dikembangkan jaman kolonial sekalipun," katanya.

Tugas dari Menteri Koperasi dan UKM dan jajarannya itu yang pertama harusnya membaca perintah UU Perkoperasian dan kemudian jadi garda terdepan untuk advokasi agar koperasi itu dapat bergerak di berbagai sektor strategis ekonomi. Seperti perjuangkan pembebasan pajak ( tax free) yang diterapkan di banyak negara seperti negara tetangga Singapura dan Philipina misalnya.

Baca Juga: Gila! Koperasi Indosurya Cipta Alami Gagal Bayar Rp10 T. DPR: Polisi, Usut Tuntas!

"Menurut saya Kemenkop dan UKM saat ini benar-benar mendapatkan pimpinan pimpinan yang parah dalam pemahaman koperasinya dan tidak jelas manfaatnya," ucapnya.

Di masa Pandemi ini misalnya, Kemenkop dan UKM ini dia biliang gagal total dalam memitigasi koperasi dan UMKM yang saat ini sudah banyak yang mulai bangkrut. Untuk perjuangkan alokasi anggaran saja tidak mampu dan menyerah pada usaha konglomerasi.

"Kemenkop dan UKM harus lakukan klarifikasi dan meminta maaf ke gerakan koperasi, kalau tidak bubarkan saja karena selain tidak ada manfaatnya justru menambah bluder saja bagi gerakan koperasi. Saya melihat mereka tidak punya Konsep dan arsitektur kelembagaan koperasi yang baik," tutup Suroto.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: