Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peluang UMKM di Balik Normalitas Baru

Peluang UMKM di Balik Normalitas Baru Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Awal bulan Juni 2020 menjelang pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai wilayah, sinyal-sinyal kebangkitan ekonomi mulai terasa bergerak. Lima fase hingga akhir Juli 2020 harus dicermati dan diikuti oleh semua pihak dengan menjalankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Tentu saja kalangan dunia usaha yang masih bertahan sudah tidak sabar dan banyak bersiap bergerak di garis start. Meski begitu, masih banyak juga yang ragu atau mungkin sudah kehabisan napas untuk usahanya, alias tidak ada lagi modal. Sementara, pemerintah telah menggulirkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diambil dari APBN melalui UU No.2/2020. Tentu, anggaran Rp589,65 triliun untuk PEN membuat anggaran penanganan Covid-19 membengkak menjadi Rp677 triliun akan memperbesar defisit negara.

Baca Juga: Bantu UMKM di Tengah Pandemi Covid-19, Masterweb Network Rilis Layanan New Web1Menit

Di tengah hiruk pikuk pro-kontra anggaran tersebut, kami dari CEO Business Forum lebih suka mencermati sektor UMKM yang memberikan kontribusi cukup besar bagi PDB dan mendapat alokasi yang lebih besar daripada dukungan kepada korporasi. Saat krisis moneter tahun 1998 melanda, sektor UMKM ini juga menjadi kekuatan ekonomi yang selayaknya mendapat pujian karena berkontribusi kepada kebangkitan ekonomi saat itu serta melahirkan sejumlah besar pelaku UMKM yang akhirnya menjadi pengusaha-pengusaha tangguh.

UMKM bukan hanya suatu sektor, melainkan suatu ekosistem. Banyak pelaku UMKM yang lincah dan cekatan memanfaatkan peluang selama wabah pandemik dan PSBB, mulai dari yang membuat sanitizer, masker, baju APD, hingga menjamurnya pelaku kuliner. Saat ini, beberapa UMKM sedang dalam mentorship CBF Indonesia.

Bengkel-bengkel las sekarang kebanjiran order tempat cuci tangan menggunakan pedal yang akan ditempatkan di depan mal, tempat parkir, tempat ibadah, pasar, terminal, pabrik-pabrik, dan semua titik-titik padat kerumunan. Setiap orang akan menggunakan masker, mulai dari yang biasa sampai yang modis, dilengkapi pelindung muka (faceshield) yang juga modis. Bahkan, sudah mulai bermunculan Jas Pelindung Diri yang tak lain adalah APD dalam bentuk modis untuk dipakai masyarakat yang bepergian.

Semua yang disebutkan di atas adalah peluang untuk UMKM yang kreatif dan proaftif menggarap peluang di balik bencana. Tentu tidak ketinggalan pula kerajinan kulit, perak, hingga enceng gondok, yang melengkapi gaya tanpa harus merogoh kocek dalam untuk berbelanja di mal, cukup online.

Di sektor UMKM kuliner tak kalah menggeliat dengan munculnya pemain-pemain rumahan yang menawarkan berbagai makanan beku, makanan siap saji, serta minuman herbal siap minum sebagai minuman sehat penangkal virus. Bahkan, beberapa UMKM pengolah makanan telah bersiap ekspor, seperti nenas madu dalam kemasan dari Semarang , juga buah dan sayur kering olehan dari Batu (Malang), garam murni premium dari Pangandaran, berbagai olahan bumbu, serta daging dan ikan yang berangkat dari kearifan lokal (rendang, rica-rica, dll.). 

Yang luar biasa menjadi berkah di balik bencana ini adalah tuntutan kepada UMKM dan pemain-pemain rumahan untuk belajar mengikuti perkembangan teknologi, memasarkan produknya di marketplace (Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dll.), memanfaatkan sosial media (Facebook, Instagram), dan memanfaatkan media pembayaran digital. UMKM yang kian melek digital ini akan menikmati peluang untuk berkembang lebih lanjut, ditantang melesat lebih lincah dibandingkan korporasi. Kenormalan baru ini adalah peluang untuk kejayaan UMKM, konsep pusat perbelanjaan dan ritel akan sedikit bergeser, mengadaptasi perilaku konsumen yang terkondisikan protokol kesehatan.

CEO Business Forum berencana akan bersinergi dengan berbagai pihak yang memiliki visi dan misi yang sama untuk ikut membina sektor UMKM Indonesia melalui program asistensi manajemen, business-matching, hingga kemitraan. Hal itu sebagai bentuk kepedulian terhadap situasi perekonomian serta membangun ekosistem yang tangguh dan saling mendukung sehingga pengusaha yang kuat dapat membantu lahirnya embrio pengusaha-pengusaha baru masa depan. Melalui sinergi ini tidak mustahil beberapa UMKM akan siap menembus pasar ekspor serta dapat melakukan IPO dalam waktu tidak lama untuk memperkuat permodalan.

Selamat datang era normalitas baru, dengan disiplin kita pulihkan bumi, dengan semangat kita bangun ekonomi.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: