Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apakah Benar Orang Kulit Hitam dan Putih Punya Gen yang Berbeda? Cek Faktanya

Apakah Benar Orang Kulit Hitam dan Putih Punya Gen yang Berbeda? Cek Faktanya Kredit Foto: Unsplash/Banjo Emerson Mathew

MITOS 2: Ada ras yang 'murni'

Kami menganggap wilayah, tanah, atau masyarakat tertentu sebagai bagian yang terisolir --baik secara fisik maupun budaya-- dan batas-batas ini tidak dapat diatasi. Tapi ini bukan yang dikatakan sejarah, atau genetika. Faktanya, tidak ada bangsa yang statis.

"Orang-orang di seluruh dunia bergerak sepanjang sejarah, dan melakukan hubungan seks kapan saja dan di mana saja mereka bisa," kata Dr Rutherford.

Terkadang ini adalah langkah besar dalam waktu singkat. Kerap kali, mayoritas orang-orang itu statis selama beberapa generasi dan itu bisa terasa seperti jangkar geografis dan budaya.

"Namun demikian, setiap Nazi memiliki leluhur Yahudi," ujar Dr Rutherford, "Setiap supremasi kulit putih memiliki leluhur Timur Tengah. Setiap rasis memiliki leluhur Afrika, India, Asia Timur, dan seperti halnya orang lain."

"Kemurnian ras adalah fantasi murni. Bagi manusia, tidak ada darah murni," katanya.

MITOS 3: 'Jerman untuk orang Jerman', 'Turki untuk orang Turki' (dan variasi lainnya)

Beberapa orang mengalami banyak kecemasan terkait kedatangan migran dan pengungsi ke negara mereka, sebuah fenomena yang telah dialami di banyak tempat di dunia akhir-akhir ini.

Contoh yang baru terjadi akhir-akhir ini, penembakan brutal pada 19 Februari yang dimulai di sebuah bar shisha di Hanau, Jerman, dimotivasi oleh doktrin paling kanan untuk mengusir atau membunuh para imigran.

Orang-orang sayap kanan jauh sudah lama mengungkapkan kemarahan dalam bentuk julukan: "Jerman untuk orang Jerman", "Prancis untuk orang Prancis", "Turki untuk orang Turki" dan "Italia untuk orang Italia" semuanya telah digunakan sebagai frasa anti-imigrasi oleh kelompok sayap kanan.

"Kembali ke tempat asalmu" adalah ungkapan bernada ofensif yang menggema di seluruh dunia.

Sebenarnya, negara-negara seperti Jerman, Prancis, Turki dan Italia telah memiliki imigrasi sepanjang sejarah mereka. Bahkan, di mana-mana mereka ada. Kepulauan Inggris, misalnya, sudah menjadi rumah bagi para migran sejak mereka keluar dari benua sekitar 7.500 tahun yang lalu.

Sebelum Prancis mengambil alih pada 1066, beberapa bagian di belahan dunia diduduki oleh Viking, Angles, Saxon, Hun, dan puluhan suku dan klan yang lebih kecil lainnya.

Dan bahkan sebelum itu, Romawi memerintah yang pada gilirannya berasal dari seluruh kerajaan antarbenua, yang mencapai Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah.

Sebelumnya masih, sekitar 4.500 tahun yang lalu Inggris dihuni oleh kebanyakan petani, yang telah bermigrasi dari Eropa melintasi berbagai medan dan wilayah antara Belanda dan Anglia Timur. Berdasarkan bukti DNA, kami pikir mereka mungkin berkulit zaitun, dengan rambut hitam dan mata cokelat. Dan di depan mereka ada pemburu-pengumpul, yang bahkan warna kulitnya lebih gelap.

Jadi, ketika partai-partai politik atau bahkan kaum rasis mengatakan: "Prancis untuk orang Prancis", atau "Italia untuk orang Italia" dan berbicara tentang orang-orang "pribumi" siapa sebenarnya yang mereka maksud?

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: