Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kembali Membara, Polisi AS Diduga Tembak Mati Warga Kulit Hitam

Kembali Membara, Polisi AS Diduga Tembak Mati Warga Kulit Hitam Kredit Foto: Reuters/Jeenah Moon
Warta Ekonomi, Atlanta, Amerika Serikat -

Para demonstran di Atlanta, Amerika Serikat (AS) membakar restoran cepat saji yang menjadi lokasi seorang pria kulit hitam ditembak polisi karena berusaha melarikan diri saat hendak ditangkap. Insiden itu menjadi kembali memicu ketegangan di negara itu menyusul protes sistem rasial dan menuntut reformasi kepolisian.

Restoran tersebut terbakar selama 45 menit sebelum petugas pemadam kebakaran memadamkan api. Para demonstran meneruskan aksinya ke jalan tol Interstate-75. Polisi berusaha meminta mobil yang melintas jalanan untuk berputar arah.

Baca Juga: Jangan Kaget! Pembunuh George Floyd Tetap Terima Pensiunan karena...

Aksi itu dipicu penembakan pada Jumat malam (12/6/2020) lalu terhadap Rayshard Brooks (27), yang hendak ditangkap polisi. Kepala Polisi Atlanta Erika Shields langsung mengundurkan diri setelah insiden yang terekam kamera tersebut.

“Departemen Kepolisian Atlanta juga telah memecat petugas kepolisian yang menembak Brooks,” kata juru bicara kepolisian Atlanta, Carlos Campos, dilansir Reuters. Petugas lainnya juga sudah dipindahtugaskan. Kedua polisi tersebut adalah warga kulit putih.

Kematian Brooks itu terjadi setelah beberapa pekan demonstrasi di beberapa kota di AS yang dipicu kematian George Floyd, warga AS yang meninggal pada 25 Mei lalu karena lehernya ditekan dengan lutut oleh petugas kepolisian Minneapolis selama hampir sembilan menit. Aksi itu memicu demonstrasi Black Lives Matter di seluruh AS dan melebar ke seluruh dunia.

Petugas kepolisian Atlanta yang dipecat karena membunuh Brooks adalah Garrett Rolfe yang bergabung dengan kepolisian sejak Oktober 2013, sedangkan petugas kepolisian lainnya yang dipindahtugaskan adalah Devin Bronsan, yang bekerja sejak September 2018.

Wali Kota Atlanta Keisha Lance Bottoms mengungkapkan dia menerima pengunduran diri Shields.

“Saya tidak percaya bahwa ini adalah pembenaran penggunaan senjata mematikan dan meminta agar petugas yang terlibat diberhentikan,” kata Bottoms, dilansir Reuters. Brooks merupakan ayah dari seorang anak perempuan yang harusnya merayakan ulang tahun pada Sabtu lalu.

Biro Penyelidikan Georgia (GBI) menyatakan penembakan terhadap Brooks terjadi setelah dia tertidur di jalur antre makanan di restoran cepat saji. Brooks berusaha melarikan diri setelah menolak diperiksa.

Brooks terlihat di video memberikan perlawanan terhadap dua petugas di luar restoran tersebut. Brooks pun mencoba melarikan diri melintas tempat parkir dan petugas kepolisian menembaknya.

Brooks kemudian kembali kepada dua petugas kepolisian dan menyerahkan sesuatu di tangannya yakni taser, semacam senjata yang tidak mematikan.

“Saat itu, seorang petugas kepolisian menembak Brooks dan dia langsung jatuh,” kata Vic Reynolds, direktur GBI.

Pengacara yang mewakili keluarga Brooks mengungkapkan, petugas kepolisian tidak memiliki hak untuk menggunakan senjata mematikan jika Brooks menggunakan taser.

“Kamu tidak bisa menembak seseorang hingga mereka mengarahkan senjata kepada kamu,” kata pengacara Chris Stewart. Di Georgia, menurut Stewart, taser bukan senjata yang mematikan.

Kantor Jaksa Wilayah Fulton Paul Howard Jr telah meluncurkan penyelidikan menyeluruh kasus tersebut.

“Penyelidikan independen akan segera dilaksanakan setelah temuan GBI,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: