Inovasi
Di tengah situasi yang belum menentu, diperlukan inovasi baru dari manajemen. Inovasi ini penting agar korporasi keluar dari tekanan ekonomi dan berlari kencang mengejar pelemahan kinerja yang tergerus karena pandemi Covid-19.
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, pada situasi seperti saat ini dibutuhkan kepemimpinan yang bisa membuat inovasi baru dengan memanfaatkan teknologi. Perseroan atau industri seperti inilah yang akan bertahan.
Ia meyakini, Astra akan cepat pulih setelah pandemi Covid-19 berakhir. Alasannya, kalau kondisi industri otomotifnya bisa berproduksi dan jualan lagi, pasti bisa cepat pulih.Selain itu, Astra juga didukung oleh beragam lini bisnis yang mampu memberikan kinerja positif bagi perseroan.
Baca Juga: Laba Bersih Astra International Susut 8% di Kuartal I
Senada dengan itu, Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee juga menekankan pentingnya inovasi baru untuk meraih kinerja yang lebib baik. Dalam konteks itu, ia berpendapat, perubahan susunan anggota direksi dan komisaris Astra dalam RUPST merupakan hal biasa, yang penting adalah harus properubahan. Sebab, ASII dinilai sebagai perusahaan yang solid dan besar. Karenanya, prospek saham emiten sektor aneka industri tersebut dinilai tetap menjanjikan.
Dikatakan, perusahaan go public cenderung memiliki ketahanan untuk bertahan di tengah kondisi krisis ekonomi seperti saat ini. Ia menilai, prospek saham Astra masih menjanjikan ke depan. Asalkan diikuti perubahan model bisnis, seperti efisiensi. Selain itu, perusahaan juga harus mampu mengubah strategi bisnis demi mendongkrak kinerjanya.
Ke depan, tuturnya, lini bisnis keuangan tetap masih menjanjikan, demikian pula dengan komoditas diprediksi akan meningkat. “CPO menjanjikan karena biofuel,” ujarnya. Selain itu, suku cadang mobil juga masih menjanjikan karena walaupun orang tidak beli mobil, tetapi servis kendaraan terus berjalan.
Di lini bisnis otomotif, ujarnya, ASII dinilai masih prospektif meskipun penjualan produk saat ini terpukul. Menurutnya, permintaan produk otomotif, terutama mobil diperkirakan masih akan banyak. “Terlebih di tengah kondisi pandemi seperti ini, orang akan cenderung memilih menggunakan mobil pribadi ketimbang naik kendaraan umum,” ujarnya. Untuk lini bisnis alat berat, Hans optimistis masih mampu berkembang ke depan. Sebab, alat berat masih tetap dibutuhkan.
Optimisme dan keyakinan itu tercermin juga dari transaksi saham yang terjadi di lantai bursa. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (12/6) saham ASII ditutup menguat Rp 90 atau naik 1,91% di level Rp 4.790. Sebelumnya pada perdagangan Rabu (10/6), saham ASII ditutup di kisaran Rp 4.850 dan Kamis ditutup di level Rp 4.700 per saham. Prospek saham ASII ke depannya bakal terus diburu dan dibeli oleh banyak orang. Hal ini terlihat dari rekomendasi dan target harga dari para pialang di lantai bursa Indonesia. Hampir sebagian besar pialang memberikan rekomendasi beli untuk saham ASII dengan target harga di kisaran Rp 5.000- Rp 7.500. Semoga RUPST Astra mampu memicu emiten ini kian bertumbuh positif dan menjadi pendorong pergerakan roda ekonomi nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: