Berkat Kekuatan Senjata Ini, China Ngaku Gak Gentar dengan 3 Kapal Induk AS di Pasifik
Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan tiga kapal induk sekaligus ke Samudra Pasifik di tengah memanasnya ketegangan dengan China. Namun, Beijing tidak takut karena memiliki rudal balistik pembunuh kapal induk seperti DF-21D dan DF-26.
Siaran pers Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan kapal induk USS Ronald Reagan dan USS Theodore Roosevelt sedang melakukan operasi militer di wilayah Pasifik barat. Sedangkan kapal induk USS Nimitz berada di Pasifik timur. Setiap kapal mampu mengangkut lebih dari 60 pesawat tempur.
Baca Juga: Horor, Pilot Jet Tempur F-15 Eagle AS Tewas Usai Pesawatnya Tabrak Laut
Terakhir kali AS memobilisasi kapal-kapal induk ke perairan Indo-Pasifik pada level serupa pada tahun 2017, yakni ketika ketegangan memanas antara Amerika dengan Korea Utara terkait program senjata nuklir Pyongyang.
Manuver kapal-kapal perang raksasa Amerika di panggung dunia pertama kali dilaporkan oleh The Associated Press pada hari Jumat. USS Theodore Roosevelt kembali melaut sekitar 4 Juni atau 10 minggu setelah absen karena ada wabah virus corona baru (Covid-19) di atas kapal. USS Ronald Reagan juga baru-baru ini membatasi pergerakannya karena pandemi Covid-19, tetapi kembali melaut pada akhir Mei dari pelabuhannya di Jepang.
Pentagon bergerak agresif untuk memperkuat kekuatan militer AS di Asia, yang dianggap lebih mendesak setelah AS pada tahun lalu menarik diri dari perjanjian kontrol senjata yang melarang pengerahan rudal jarak menengah AS di Asia.
Sementara itu, di Beijing, pengerahan tiga kapal induk Amerika dipandang sebagai provokasi yang meresahkan. Media yang disponsori negara telah menerbitkan laporan bahwa Beijing tidak akan mundur untuk membela kepentingannya.
"China memiliki senjata pembunuh kapal induk seperti rudal balistik anti-kapal DF-21D dan DF-26," bunyi laporan situs web resmi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), sebagiaman dikutip dari CNN, Selasa (16/6/2020).
Pada hari Minggu, media Partai Komunis China; Global Times, dalam laporan khususnya mengatakan kapal-kapal induk Washington mengancam kepentingan Beijing di Laut Cina Selatan.
"Dengan mengerahkan kapal induk ini, AS berusaha menunjukkan kepada seluruh wilayah dan bahkan dunia bahwa itu tetap menjadi kekuatan Angkatan Laut yang paling kuat, karena mereka dapat memasuki Laut China Selatan dan mengancam pasukan China di Kepulauan Xisha dan Nansha (Kepulauan Paracel dan Spratly) serta kapal-kapal yang melewati perairan terdekat, sehingga AS dapat melakukan politik hegemoniknya," kata Li Jie, seorang pakar Angkatan Laut yang berbasis di Beijing.
Departemen Pertahanan Amerika juga menjajaki wilayah-wilayah di kawasan itu untuk menempatkan rudal yang mampu mengancam China, tetapi sejauh ini belum ada pergerakan. Pihak Gubernur Okinawa di Jepang pada pekan lalu mundur dari upaya AS untuk memasang rudal di sana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: