Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Intaian Gelombang Kedua Covid-19, Bakal Lemahkan IHSG!

Intaian Gelombang Kedua Covid-19, Bakal Lemahkan IHSG! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melemah pada perdagangan sepanjang pekan ini. Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, malah memprediksi IHSG bisa melorot hingga  ke level 4.821. 

 

“IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4900 sampai 4821 dan resistance di level 4970 sampai 5018,” katanya, dalam keterangan di Jakarta, Senin (22/6/2020).

 

Meski begitu, Ia mengungkapkan bahwa dari dalam negeri banyak sentimen positif diantaranya penurunan bunga acuan oleh BI. Pemberian rating  overweight  oleh Morgan Stanley menjadi sentimen positif juga. 

 

Baca Juga: Baru Mulai, IHSG Langsung Terdiskon!

 

“Obat Dexamethasone mengurangi kematian pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit hingga sepertiga. Ini sentimen positif bagi pasar,” terangnya.

 

Sementara itu, investor masih memperhatikan gelombang kedua pandemi Covid-19. Peningkatan kasus di Amerika dan negara Afrika menimbulkan kekawatiran Wave Lalu, ketika  ekonomi aktif kembali ternyata terjadi semakin banyak infeksi yang memudarkan harapan ekonomi akan cepat pulih pada Juli-September setelah suram pada April-Juni.

 

“Harapan akan pemulihan ekonomi yang cepat pudar setelah pernyataan Chairman Federal Reserve, Jerome Powell dan Ekonom IMF Gita Gopinath. data ekonomi akan mendapat perhatian pelaku pasar,” tambahnya. 

 

Baca Juga: Segudang Stimulus di Pasar Modal, Ada Diskon 50% Biaya IPO!

 

Selain itu, data Penjualan Ritel yang membaik membuat optimisme pasar, tetapi ketika angka pengguran di bawah harapan pasar membawa sentimen negatif bagi pasar. Perkembangan data ekonomi akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar saham. Kemudian, pasar menanti stimulus besar-besaran dari Uni Eropa yang diperkirakan di sepakati bulan Juli.

 

“Tensi Geopolitik Asia yang memanas menjadi perhatian pelaku pasar. Konflik Korea Utara dan Korea Selatan serta India dan China menjadi perhatian pelaku pasar,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: