Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Salut Banget, Kampung Paling Kotor di India Berhasil Hempas Virus Corona

Salut Banget, Kampung Paling Kotor di India Berhasil Hempas Virus Corona Kredit Foto: Reuters/Rupak De Chowdhuri

Di setiap lokasi pengujian, sebuah tim yang terdiri dari enam dokter dan para tenaga kesehatan dengan APD, menguji 80 warga setiap hari. Pengujian menelisik suhu dan tingkat oksigen pada darah menggunakan thermometer inframerah dan oximeter denyut jantung.

Orang-orang yang menunjukkan gejala mirip flu diuji di tempat. Mereka yang dites positif dibawa ke fasilitas karantina setempat, seperti sekolah, auditorium, dan gedung olahraga. Sejauh ini, lebih dari 10.000 orang telah dikarantina. Jika kondisi kesehatan mereka menurun, pasien dibawa ke rumah sakit negeri atau tiga rumah sakit swasta di sekitar.

Baca Juga: Bah Kocak! Tentara India Pamer Ilmu Makan Beling, China Malah Ilmu Tidur

"Pengujian secara massal benar-benar membantu memeriksa penyebaran infeksi," kata Dr Amruta Bawaskar, seorang tenaga kesehatan di Dharavi, kepada saya.

"Kini orang-orang datang sukarela dan bersedia dites atas alasan apapun. Kadang mereka menuakan usia mereka yang sebenarnya agar bisa diuji untuk tes yang sebenarnya untuk manula. Kadang mereka ingin diuji karena mereka duduk di sebelah orang yang batuk atau bersin. Ketakutan dan kewaspadaanya begitu besar."

Sebanyak 11.000 tes telah dilakukan sejak April, namun ada kemungkinan terdapat banyak penduduk di kawasan kumuh tersebut yang tertular namun tidak menunjukkan gejala.

Bagaimanapun, para pejabat meyakini mereka mampu menghambat penularan ketika virus corona banyak menyebar di tempat lain di Mumbai dan kota-kota lainnya.

Jumlah kematian yang relatif rendah mungkin bisa dijelaskan oleh banyaknya orang muda di kawasan kumuh tersebut. Sebagian besar orang yang tertular adalah kelompok usia 21-50 tahun.

Guna memastikan langkah penghambatan ini berhasil, makan gratis dan jatah pangan disediakan untuk warga yang terjebak di dalam rumah tanpa penghasilan.

"Saya pikir kami berhasil memutus rantai penyebaran tanpa menjaga jarak sosial karena tidak mungkin melakukannya," kata Kiran Dighavkar, asisten komisioner kotamadya yang bertanggung jawab untuk daerah itu, kepada saya.

Sorotan media terhadap Dharavi juga membantu.

Kawasan kumuh ini mendapat perhatian internasional berkat film peraih Piala Oscar, Slumdog Millionaire.

Sejak itu, banyak peneliti jurusan bisnis dan perencana kota dari berbagai penjuru dunia yang mengkaji ekonomi informal senilai US$1 miliar dan dinamika urban di Dharavi.

Sejumlah dokter pun bergabung dalam upaya melacak virus corona di Dharavi. Kotamadya yang lebih kaya, politisi, dan organisasi nirlaba turut menyumbangkan ratusan ribu porsi makan gratis dan jatah pangan.

Bahkan, berbagai aktor Bollywood dan pebisnis menyumbangkan siliner oksigen, sarung tangan, masker, obat-obatan, serta ventilator.

"Mumbai punya sejarah aksi komunitas. Mereka telah berbuat baik dalam membantu para petugas menghambat penularan di Dharavi," ujar Dr Armida Fernandez, yang terlibat dalam organisasi nirlaba di Dharavi.

Kendati begitu, dampak ekonomi atas diberlakukannya isolasi ketat sangat besar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: