Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bosan, Prabowo Lagi, Prabowo Lagi yang Nyapres, PA 212 Ogah Lihat Prabowo...

Bosan, Prabowo Lagi, Prabowo Lagi yang Nyapres, PA 212 Ogah Lihat Prabowo... Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212, Slamet Maarif meminta Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk tidak lagi mencalonkan diri dalam Pilpres 2024.

Ia menganggap hal tersebut tidak etis lantaran Prabowo terlalu sering masuk dalam kontestasi politik tersebut.

Hal tersebut dikatakan dalam tayangan di kanal YouTube Refly Harun yang diunggah pada Jumat (26/6/2020).

Baca Juga: Gak Ada Takutnya! Anak Buah Prabowo Berani Tantang Orang yang Teriak Turunkan Jokowi

Baca Juga: Hoooraah! Pidato Menggelegar Putin di Depan Prabowo saat Parade Militer Kemenangan

Awalnya, Refly menanyakan mengapa PA 212 yang pada Pilpres 2019 lalu mendukung Prabowo tidak ingin lagi Prabowo ikut Pilpres.

"Padahal kalau dilihat dari survei Indobarometer misalnya, itu peluang masih tinggi," kata Refly.

Menurut Slamet, dirinya menginginkan agar Prabowo tak lagi mencalonkan diri dalam Pilpres 2024 agar ada regenerasi kader dari Partai Gerindra.

"Sebaiknya Pak Prabowo jadi negarawan saja. Justru ini membuktikan bahwa Gerindra punya kaderisasi, regenerasi yang cakep yang bagus tidak kehabisan kader artinya memberikan peluang kepda generasi muda," katanya.

Bahkan, Slamet juga ingin ada generasi muda yang berani memimpin Indonesia lewat Pilpres 2024 nanti.

"Pertimbangan kedua kalau melihat 2024 Indonesia kemungkinan besar begitu rumit begitu banyak persoalan dibutuhkan pemimpin yang memang enerjik yang muda. kami menganggap 2024 saatnya yang muda yang memimpin," lanjutnya.

Selain itu, ia juga beranggapan bahwa tidak etis jika Prabowo terus-terusan mencalonkan diri sebagai capres.

"Kan Pak Prabowo udah 2 kali mencalonkan diri jadi presiden, 1 kali jadi wapres. Kalau presiden yang terpilih saja hanya dua kali, nah maka kalo capres lebih dari dua kali secara etika jadi timbul tanda tanya," ujarnya.

"Tapi sekali lagi itu kan urusan internal Gerindra ya," tegas Slamet.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: