Schneider Electric Bawa Solusi Penguat Industri Data Center Indonesia
Tren ini akan berdampak terhadap peningkatan konsumsi energi di sektor data center yang diperkirakan mencapai 3.000 terawatt-jam, hampir sama dengan konsumsi energi dari 275 juta rumah tangga pada 2040. Strategi pengelolaan data center yang tidak efektif juga akan menyebabkan biaya operasional dan perawatan melambung tinggi.
"Untuk memitigasi hal ini, industri data center perlu fokus mendesain edge data center yang efisien, andal, dan ramah lingkungan dengan pemanfaatan teknologi data center pintar yang mengintegrasikan kecanggihan teknologi IoT, mobility, sensing, cloud, analitik, dan teknologi keamanan siber, seperti EcoStruxure for Data Centers," ujar Business Vice President Secure Power Division Schneider Electric Indonesia, Yana Achmad Haikal dalam webinar, Jumat (26/6/2020).
Baca Juga: Gunakan Solusi Modular Huawei, 3 Bangun Data Center Baru
Menanggapi tren global ini, Ketua Indonesia Data Center Provider Organization (IDPro), Hendra Suryakusuma mengajak anggotanya untuk segera beradaptasi dan melakukan transformasi digital untuk menciptakan ekosistem data center yang tangguh dan berkelanjutan (sustainable) agar tetap kompetitif.
"Pelaku industri data center nasional harus segera mengadopsi teknologi data center pintar, mengintegrasikan seluruh aspek penting di data center agar dapat memberikan analisis komprehensif untuk pengelolaan yang efektif dan efisien. Transformasi ini juga perlu didukung dengan pembangunan dan pemerataan kompetensi profesional TI, baik di daerah maupun pusat," ucap Hendra.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: