Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seniman Forensik Rekonstruksi Wajah Pria Zaman Batu Berusia 8.000 Tahun Lalu

Seniman Forensik Rekonstruksi Wajah Pria Zaman Batu Berusia 8.000 Tahun Lalu Seniman merekonstruksi wajah manusia di zaman batu, 8 ribu tahun lalu berkat informasi tengkorak yang ditemukan. | Kredit Foto: Live Science/Oscar Nilsson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kita mungkin tidak pernah tahu seperti apa bentuk tengkorak atau wajah manusia Zaman Batu pada 8.000 tahun yang lalu. Namun berkat rekonstruksi wajah, kita dapat melihat seperti apa bentuk mereka.

Pada 2012 lalu, para arkeolog menemukan tengkorak lelaki dari sisa-sisa 10 orang dewasa Zaman Batu dan seorang bayi. Tengkorak ini ditemukan di dasar danau kecil yang dulunya bernama Motala, di sebuah kota timur-tengah Swedia.

bDhpYr5eNCSpK2ZwvzzHUP-650-80.jpg

Dari temuan itu, hanya satu dari orang dewasa yang memiliki rahang. Sisanya tanpa rahang, dan dua tengkorak telah diletakkan di tiang yang mencuat dari permukaan danau.

Rekonstruksi wajah 3D menunjukkan rupa salah satu tengkorak tanpa rahang itu.

Oscar Nilsson, seorang seniman forensik Swedia, menggunakan tengkorak ini serta informasi genetik dan anatomi yang dikumpulkan darinya untuk membuat patung manusia. Dia mengungkap bahwa manusia dari zaman batu ini adalah seorang individu bermata biru, berambut coklat dan berkulit pucat berusia 50-an.

Nilsson tidak ingin merusak tengkorak kuno, jadi dia mengambil CT (computed tomography) spesimen dan menggunakan data itu untuk mencetak replika 3D dari plastik. Dari sana, Nilsson menentukan ukuran seberapa tebal untuk membuat otot-otot wajah dan kulit pria berdasarkan metode forensik yang berfokus pada faktor-faktor seperti berat, tinggi, dan etnis pria.

mnAQGEDGeea2CsgcQ4NYZP-650-80.jpg

Hasil analisis menyebutkan pria ini berasal dari sekelompok pemburu dan pengumpul yang warisan genetisnya termasuk orang-orang yang datang ke Skandinavia dari utara dan timur, serta dari selatan sekitar 2.000 tahun sebelumnya. 

"Namun, dalam hal ini, tidak ada rahang," kata Nilsson seperti dikutip Live Science.

"Jadi, hal pertama yang harus direkonstruksi adalah rahangnya," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: