3) Prospek menjanjikan untuk ekuitas AS dan Asia (kecuali Jepang)
A. AS:
Dengan kecenderungan bifurkasi global, DBS merekomendasikan pasar dengan komposisi sektor terkait teknologi yang besar. Di antara G-3, AS memiliki komposisi teknologi tertinggi. Teknologi AS secara umum telah mengungguli negara lain sejak keruntuhan dot-com dan krisis Covid-19 menegaskan dominasi sektor ini.
Ini merefleksikan bifurkasi yang sedang berlangsung dan diperkirakan kecenderungan ini akan meningkat di dunia pasca-pandemi mengingat kondisi struktural yang menopang sektor ini, seperti kemampuan menetapkan harga (pricing power) yang kuat dan perbaikan kontrol biaya operasional.
Baca Juga: Kabar Gembira! Perusahaan Media Hary Tanoe Buka Kesempatan Berinvestasi, Mau?
B. Asia kecuali Jepang
Dalam hal Asia-tidak termasuk Jepang-mengingat upaya penanganan Covid-19 di kawasan ini yang relatif cukup baik, diperkirakan perekonomian kawasan ini pulih paling cepat pasca-pandemi. Ini telah dibuktikan oleh indeks kejutan ekonomi. Di Asia, tetap direkomendasikan China dan Singapura, dan menambahkan Indonesia sebagai penerima manfaat dari faktor demografis yang terlibat dalam ekonomi digital.
"Kami memprediksi tema dan sektor dengan tren sekuler dapat mempertahankan kinerja mereka yang baik. Kami tetap berpandangan positif terhadap sektor e-commerce dan semikonduktor di Asia Utara yang merupakan penerima keuntungan jangka panjang dari belanja online, konektivitas jarak jauh, akses data awan, perangkat pintar, dan lonjakan kunjungan dan jam tayang di platform media sosial; serta bank-bank besar China," terang Hou.
Pasar ASEAN termasuk yang paling terpukul; DBS melihat valuasi yang menarik di beberapa negara dan sektor di mana neraca keuangan tampak sehat dan pemulihan pendapatan bisa lebih cepat dibandingkan dengan yang lain.
Di ASEAN, pasar pilihan adalah Indonesia dan Singapura. Keduanya masih menerapkan penguncian sebagian dan bersiap untuk mulai normal kembali, dengan memperhatikan tingkat penularan dan pilihan antara kesehatan publik dan kerugian ekonomi. Kedua pasar tersebut diperdagangkan di angka 13x rasio harga terhadap pendapatan (P/E) dan merupakan pasar paling murah di ASEAN sehingga membuka ruang untuk penyesuaian pendapatan.
DBS percaya keadaan akan kembali normal dengan cepat di Indonesia setelah pembatasan dicabut. Pada hakikatnya, Indonesia adalah negara mandiri dengan penduduk pekerja muda dan konsumsi lokal akan terus mendorong pemulihan. Bank Indonesia dan pemerintah telah memberikan dukungan berupa pemotongan bunga dan stimulus. Investor asing mulai kembali ke obligasi negara dan pasar ekuitas pada bulan Mei.
Di Singapura, proyeksi pertumbuhan ekonomi telah diturunkan lebih jauh, ke kisaran -5% hingga -7% untuk 2020 (DBSf: -5.7%). Hingga saat ini, pemerintah Singapura telah mengucurkan SGD92,9 miliar-atau mendekati 20% dari PDB-sebagai respons terhadap krisis Covid-19. DBS yakin bahwa Strait Times Index, yang telah turun 22% sejak awal tahun, telah memperhitungkan banyak faktor negatif dan investor harus fokus pada pemulihan pasca-Covid.
4. Rekomendasi emas untuk diversifikasi risiko
DBS berpendapat bahwa menambahkan emas ke dalam portofolio pada level saat ini masih masuk akal bagi investor yang ingin mendiversifikasi risiko pada portofolio mereka, terutama pada saat banyak ketidakpastian. Diperkirakan emas naik di atas US$1,900/oz pada pertengahan tahun depan.
Berdasarkan model DBS, ada tiga faktor penting yang memengaruhi harga emas: imbal hasil obligasi (korelasi negatif), Indeks Dolar AS (DXY) (korelasi negatif), dan risiko resesi (korelasi positif). Faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh baik kecuali terhadap DXY, yang masih berkisar di sekitar angka 97.
Saat ini, ketika likuiditas terlihat mulai kembali normal, efek samping dari stimulus Bank Sentral Amerika (Fed) mungkin berupa likuiditas ekstra yang butuh diinvestasikan lagi, seperti pada 2008. Secara khusus, pergerakan harga emas merespons gagasan risiko sistematik yang berkembang. Stimulus yang belum pernah dilakukan sebelumnya dapat mendorong kenaikan angka inflasi, krisis utang, krisis mata uang, atau krisis bank, yang dapat mengancam sistem keuangan global.
5. Tema Utama
Tema investasi baru I - Setelah Pandemi
Pandemi Covid-19 telah sepenuhnya mengubah cara kita hidup, bekerja, dan bermain. Kecenderungan utama pasca-pandemi seperti diversifikasi rantai pasokan, peningkatan popularitas alternatif daging, lebih banyak orang menganut pendekatan bekerja dari rumah, serta penekanan pada e-commerce dan e-sports akan menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan pada masa depan sementara pelanggan dan perusahaan beradaptasi terhadap new normal.
Melanjutkan Tema - 5G part 2
Standar komunikasi 5G adalah salah satu faktor yang akan menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam dominasi teknologi di fase selanjutnya. Hal ini merupakan elemen penting dalam membentuk hiper konektivitas di dunia, yang memfasilitasi keterkaitan segala hal dengan semua orang, kapan pun dan di mana pun. 5G menghadirkan kesempatan investasi baru untuk produsen prosesor aplikasi, perusahaan perancang sirkuit komunikasi terintegrasi, dan rantai pasokan semikonduktor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: