Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lagi, AS Kembali Kejar Kapal-kapal Tanker Iran

Lagi, AS Kembali Kejar Kapal-kapal Tanker Iran Kredit Foto: Foto/Istimewa
Warta Ekonomi, Washington -

Jaksa federal Amerika Serikat (AS) berusaha untuk menangkap empat kapal tanker Iran yang berlayar ke Venezuelam membawaminyak.

Pihak jaksa mengajukan pengaduan perampokan sipil ke Pengadilan Federal Distrik Columbia, menuduh penjualan itu diatur oleh seorang pengusaha bernama Mahmoud Madanipour. Ia diyakini memiliki hubungan dengan korps Garda Revolusi Iran, organisasi yang telah dimasukkan AS ke dalam organisasi teroris.

"Keuntungan dari kegiatan ini mendukung berbagai aktivitas jahat IRGC, termasuk proliferasi senjata pemusnah massal dan cara pengirimannya, dukungan untuk terorisme, dan berbagai pelanggaran hak asasi manusia, di rumah dan di luar negeri," kata jaksa Zia Faruqui dalam pengaduannya seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (3/7/2020).

Jaksa penuntut mengatakan keempat tanker tersebut - Bella, Bering, Pandi dan Luna - mengangkut 1,1 juta barel minyak ke Venezuela.

Dari keempatnya, Bella saat ini berlayar di dekat Filipina, berdasarkan data pelacakan kapal. Sementara Pandi tampaknya telah mematikan sistem pelacakan satelitnya pada 29 Juni setelah menghabiskan waktu dua minggu antara Iran dan Uni Emirat Arab (UEA). Dua tanker lainnya terakhir terlihat pada Mei dengan Bering terlihat dekat Yunani dan Luna berlayar antara Oman dan Iran.

Menurut jaksa penuntut salah satu perusahaan yang terlibat dalam pengiriman minyak ke Venezuela, Grup Avantgarde, sebelumnya dikaitkan dengan Garda Revolusi Iran dan upaya untuk menghindari sanksi AS.

Afiliasi Avantgarde memfasilitasi pembelian minyak yang diangkut oleh kapal tanker Grace 1 milik IRGC. Kapal ini ditangkap tahun lalu oleh Inggris atas tuduhan AS bahwa ia mengangkut minyak ke Suriah.

Iran membantah tuduhan itu dan Grace 1 akhirnya dibebaskan. Namun penyitaan itu memicu kebuntuan internasional di mana Iran membalas dengan merebut kapal berbendera Inggris.

Menurut pengaduan perampasan aset, sebuah perusahaan yang tidak disebutkan namanya pada bulan Februari menagih Avantgarde untuk pembayaran tunai sebesar USD14,9 juta untuk penjualan minyak di atas kapal Pandi. Meskipun demikian, sebuah pesan teks antara Mandanipour dan seorang yang bersekongkol dengannya menunjukkan bahwa perjalanan tersebut mengalami kesulitan.

"Pemilik kapal tidak ingin pergi karena ancaman Amerika, tetapi kami ingin dia pergi, dan kami bahkan setuju Kami juga akan membeli kapal," bunyi sebuah pesan, yang dimasukkan dalam pengaduan tersebut.

Misi Iran di PBB tidak segera memberika tanggapan terkait laporan ini.

Ini adalah upaya terbaru untuk mengganggu hubungan dagang yang semakin dekat antara dua sekutu anti-AS itu. Sebelumnya, AS juga melakukan upaya serupa untuk mencegah kapal-kapal tanker Iran yang membawa minyak merapat ke Venezuela namun tidak berhasil.

Kedatangan armada kapal tanker itu membuat marah pemerintahan Trump, yang menyerang balik dengan memberikan sanksi kepada lima kapten kapal Iran. 

Pemerintahan Trump telah meningkatkan tekanan pada pemilik kapal untuk mematuhi sanksi terhadap musuh AS seperti Iran, Venezuela dan Korea Utara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: