Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sinergi BPPSDMP, Balai Karantina, dan Pemda Percepat Produksi

Sinergi BPPSDMP, Balai Karantina, dan Pemda Percepat Produksi Foto udara areal persawahan Desa Kawengen, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/3/2019). Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menargetkan serapan gabah nasional periode Januari-Maret 2019 mencapai 1,49 juta ton atau sebesar 10 persen dari prediksi total potensi panen gabah nasional sebesar 14,29 juta ton pada periode tersebut. | Kredit Foto: Antara/Aji Styawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada berbagai kesempatan mengungkapkan bahwa pertanian bisa lebih maju, mandiri, dan modern jika dikelola dengan baik dan dengan cara yang lebih dari biasa. Kostratani merupakan salah satu program aksi Kementerian Pertanian (Kementan) dengan pemanfaatan digital sistem dilakukan untuk memantau potensi pertanian di tingkat kecamatan.

Kostratani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian) merupakan program terobosan Mentan dengan tujuan untuk mengoptimalkan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) dalam percepatan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan.

Baca Juga: Terkait Antivirus Eucalyptus, Kementan Hanya Melakukan Penelitian

"Perubahan ekosistem pertanian harus dibentuk dari sana sehingga korporasi-korporasi pertanian akan hadir di Kostratani," ungkap Mentan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (6/7/2020).

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menjelaskan bahwa dalam kondisi apa pun, pertanian harus tetap meningkatkan produktivitas dan itu berarti meningkatkan produksi. Oleh karena itu, Mentan telah mengeluarkan SK (Surat Keputusan) pendampingan di setiap provinsi seluruh pelosok Tanah Air.

"Penanggung jawab Provinsi Banten adalah saya sendiri dan membawahi Penanggung Jawab Kabupaten dan Kota sehingga harus bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Kota, untuk meningkatkan produktivitas pertanian utamanya 11 bahan makanan pokok," kata Dedi Nursyamsi.

Berdasarkan hasil evaluasi, Luas Baku Sawah tahun 2018 hingga 2020 di Banten kurang lebih 204.000 ha. Dapat dilihat, laporan tahun 2020 mulai dari bulan April dan Mei jika dibandingkan bulan Januari Februari 2020 makin menurun. Apalagi, jika dibandingkan dengan tahun 2019 jauh menurun.

Meski begitu, ada peningkatan di bulan Juni 2019 (40.419 ha) dan Juni 2020 (104.229 ha) sehingga jika dijumlahkan antara April-Mei-Juni 2019 dengan April-Mei-Juni 2020 terjadi surplus sebesar 18.481 ha Luas Baku Sawah dan telah mencapai target yang dicanangkan Kementan. Untuk ke depannya, Juli-Agustus diharap dapat mencapai target Kementan.

Meskipun telah terjadi surplus jumlah Luas Baku Sawah di Banten, Luas Tambah Tanam harus ditingkatkan sehingga dapat mencapai target kembali ke depannya seperti yang sudah dicanangkan oleh Kementan.

Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta mengungkapkan, "Seperti yang disampaikan kepala Badan SDM, dapat dilihat bersama bahwa masih diperlukan kerja keras ke depan, khususnya untuk pendampingan kami di Kota Tanggerang dan Tangsel. Jika dilihat dari daftar yang telah disampaikan, luas bakunya cukup kecil sehingga perlu mencari stategi yang lebih jitu. Namun, alhamdulillah, Banten masuk 10 besar kontributor utama produksi beras nasional."

Di era digital sistem ini pengisian data laporan program dan kegiatan utama Kementan dapat dilakukan melalui aplikasi seperti yang telah disampaikan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian di suatu kesempatan, yaitu: 1) Aplikasi PDPS (Penguatan Data Pangan Strategis); 2) Aplikasi Laporan Utama Kementan; dan 3) WAG (Whatsapp Group).

Sebagai pelaku pertanian di Provinsi Banten, tentu saja ingin sekali bisa mengisi data di 13 indikator, tetapi masih ada kebingungan. Sebenarnya, pengisian tidak sulit. Namun, bagaimana dengan sumber datanya. Misal, untuk KUR dapat mengambil data dari dinas yang menangani pembiayaan pertanian dan berkoordinasi dengan Perbankan (BRI, BNI, Mandiri, dsb.).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: