Selain itu, ada juga 303 pasar tradisional tersebar di seluruh DKI Jakarta, namun hingga hari ini Pemprov DKI Jakarta baru melakukan pengetesan di 128 pasar.
Merujuk pada acuan Badan Kesehatan Dunia (WHO), salah satu syarat pelonggaran pembatasan sosial adalah positivity rate dibawah 5 persen yang artinya prosentase jumlah pasien positif yang dites berbasis molekuler tidak lebih dari 5 persen. Khusus untuk DKI Jakarta, meskipun ada kecenderungan menurun, rerata angka positif di DKI Jakarta beberapa kali meningkat.
"Bahkan, pada 26 Juni 2020 positivity rate mencapai 7.1 persen. Artinya angka rerata positif masih fluktuatif," jelasnya.
Merespon hal ini, LaporCovid-19.org bersama Social Resilience Lab, NTU melakukan studi berbasis survei untuk memetakan persepsi risiko warga terhadap Covid-19. Studi ini dilakukan dari tanggal 29 Mei hingga 20 Juni 2020 dan berhasil mendapatkan lebih dari 200.000 responden yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Setelah uji validitas dilakukan, terdapat jumlah total 154,471 responden yang valid. Sebelumnya, pada empat hari awal masa studi, terdapat sebanyak 3,079 responden yang valid.
"Saat itu kami mendapatkan bahwa persepsi warga DKI terhadap New Normal cendenrung kurang siap (3.46)," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil